Para pembaca yang semoga Allah Ta’ala rahmati, InsyaAllah kita akan membahas risalah yang berjudul Al Utsul Tsalatsah atau yang kita sebut dengan tiga landasan pokok.
Bagaimana kitab ini adalah pelajaran dasar dalam bidang akidah yang setiap dari kita dituntut untuk mempelajarinya.
Adapun yang dimaksud dengan Al Utsul Tsalatsah adalah sebagai berikut:
- Mengenal Allah Ta’ala.
- Mengenal Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasalam.
- Mengenal Agama Islam.
Kelak ketika kita berada di alam barzakh maka tiga pertanyaan itulah yang akan disodorkan kepada kita. Maka pertanyaan-pertanyaan inilah yang disebut dengan fitnah kubur. Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Rasullulah Shallallahu Alaihi Wasalam tentang perjalanan seseorang yang akan melewati alam barzakh,
Dalam hadits al-Baroo’ bin ‘Azib yang lalu, Nabi shallallahu álaihi wasallam bersabda :
فَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ، فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ
‘Lantas ruhnya di kembalikan ke jasadnya, kemudian dua malaikat mendatanginya
Dalam riwayat lain,
أتاه ملكان أسودان أزرقان، يقال لأحدهما: المُنكَر، وللآخر: النَّكِير
Datang dua malaikat hitam kebiru-biruan. Salah satu dari keduanya bernama Munkar, dan yang lain Nakir.
Di dalam hadits tersebut, dikatakan ada malaikat Munkar dan Nakir yang bermakna tidak dikenal, mengerikan dan menakutkan sifat-sifatnya hitam dan biru. (Fath Al Bari (3/237)).
Selanjutnya, didudukanlah mayit tersebut maka ditanyakan dengan tiga pertanyaan tadi, ‘Siapa Rabbmu?’, ‘Siapa nabimu?’ dan ‘Apa agamamu?’
Untuk orang-orang yang beriman maka bagi mereka mudah menjawabnya.
Adapun orang-orang kafir atau munafik, mereka tidak mampu untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh malaikat.
Mengapa orang-orang kafir dan munafik mereka tidak mampu untuk menjawab soal-soal tersebut?
Karena untuk menjawab pertanyaan tersebut bukanlah dengan bermodalkan hafalan dan ingatan seperti didunia. Akan tetapi semua itu berkaitan dengan keimanan dan amal soleh yang biasa dikerjakan didunia.
Oleh karenanya Allah Ta’ala berfirman:
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. Qs: Ibrahim: 27.
Ayat diatas menjelaskan kepada kita bahwa Allah akan mengokohkan orang-orang beriman dengan ucapan yang kokoh. Baik didunia saat menghadapi sakaratul maut, lisan dapat mengucapkan kalimat tauhid sebelum roh terangkat dari jasadnya, maupun di akhirat kelak diantaranya saat ditanya di alam barzakh.
Orang-orang kafir dan munafik saat di dunia lidah dan lisan mereka begitu ringan untuk menjawab pertanyaan seperti, ‘siapa Rabb mu? ‘, ‘siapa nabi mu?’ dan ‘apa agama mu?’ mereka dengan mudah mengucapkan Allah Tuhan ku, Muhammad nabi ku, islam agama ku.
Tetapi jika sudah berpindah alam yaitu di alam barzakh, Allah Ta’ala membuat mereka lupa dengan jawaban-jawaban itu. Mereka pernah ingat tetapi mereka dibuat lupa.
Ketika mereka tidak mampu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari malaikat, maka mereka langsung dipukul dengan palu atau sesuatu yang terbuat dari besi sehingga mereka berteriak dengan teriakan yang sangat kencang, didengar oleh makhluk-makhluk Allah lainnya kecuali jin dan manusia.
Inti pembahasan kitab ini adalah tentang 3 pertanyaan mendasar yang akan ditanyakan pertama kali ketika kita berada di alam barzakh. Didalam istilah syari’at maka disebut dengan ‘fitnatul kubr’ ujian di alam kubur.
Di alam barzakh terdapat 2 hal, pertama fitnatul kubr yaitu ujian di alam kubur dan yang kedua adalah azab atau nikmat kubur. Bagi mereka yang dapat menjawabnya maka nikmat kubur yang akan diperoleh tetapi sebaliknya bagi mereka yang tidak mampu untuk menjawabnya akan mendapatkan siksa kubur.
Setiap dari kita akan menghadapi pertanyaan-pertanyaan tersebut, tidak akan bisa lari, dan itu terjadi saat permulaan di alam barzakh. Memang disebutkan oleh para ulama bahwa ada orang-orang yang akan terbebas dari pertanyaan tersebut, seperti para nabi, shiddiqqin, orang-orang yang mati syahid atau orang-orang yang ditugaskan diperbatasan. Tapi pada asalnya semua manusia akan mengalami perkara itu.
Para pembaca yang semoga Allah Ta’ala rahamti itulah sekilas dari maksud dan tujuan pembahasan Utsul Tsalatsah yang ditulis oleh Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab rahimahullah.
Oleh: Fitra Aryasandi
Artikel: asmaulhusnacenter.com
Referensi:
Fath Al-Bari bi Syarh Shahih Al-Bukhar Ibnu Hajar Al-Asqalani
Hasyiyah Tsalatsah Al-Ushul. Syaikh ‘Abdurrahman bin Muhammad bin Qasim Al-Hambali An-Najdi.
Hushul Al-Ma’mul bi Syarh Tsalatsah Al-Ushul. Syaikh ‘Abdullah bin Shalih Al-Fauzan.