asd
Rabu, Juli 24, 2024
spot_img
BerandaAkidahGOLONGAN YANG MENGINGKARI TAUHID RUBUBIYYAH

GOLONGAN YANG MENGINGKARI TAUHID RUBUBIYYAH

Pada dasarnya tidak ada yang mengingkari terhadap Tauhid Rububiyyah, hanya golongan orang-orang yang kelewat sombong dan angkuh saja serta menyelisihi fitrahnya.

Akan tetapi hal tersebut tidak lebih ucapan lisan saja tidak sampai pada pengingkaran dari relung hati yang paling dalam.

Sosok yang paling terkenal sebagai figur sang pengingkar sifat Rububiyyah bagi Allah Ta’ala adalah Fir’aun.

Sebagaimana firman Allah tentang ucapan Fir’aun kepada kaumnya,

فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَىٰ

(Seraya) berkata: “Akulah tuhanmu yang paling tinggi”. (Qs: An Naziat: 24)

Kemudian firman Allah Ta’ala,

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَىٰ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ

Dan berkata Fir’aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”. (Qs: Al Qashashas: 38)

Ucapan Fir’aun itu tidak didasari dalil, bahkan hatinya tidak mengimani apa yang ia ucapkan.

Allah Ta’ala berfirman tentang ucapan Nabi Musa alaihisalam kepada Fir’aun,

قَالَ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا أَنْزَلَ هَٰؤُلَاءِ إِلَّا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ بَصَائِرَ وَإِنِّي لَأَظُنُّكَ يَا فِرْعَوْنُ مَثْبُورًا

Musa menjawab: “Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan Yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata; dan sesungguhnya aku mengira kamu, hai Fir’aun, seorang yang akan binasa”. (Qs: Al Isra: 102)

Allah Ta’ala Yang Maha Mengetahui apa saja yang terbesit didalam hati setiap hamba-hamba-Nya, bahwa klaim dan seruan Fir’aun itu tidak muncul dari akidah dan keyakinan dirinya.

Semua itu murni muncul dari kesombongan yang ada pada diri Fir’aun yang kelewat batas.

وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا ۚ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ

Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan. (Qs: An Naml: 14)

Syaikh Muhammad bin Shaleh Al ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Fir’aun mengingkari Tauhid Rububiyyah dengan jalan meniadakan disebabkan kesombongan dan keangkuhan dirinya.

Tidak hanya mengingkari Rububiyyah bagi Allah Ta’ala bahkan Fir’aun mengingkari keberadaan Allah Ta’ala.

Ketika mengisahkan tentang Fir’aun, Allah Ta’ala berfirman,

فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَىٰ

(Seraya) berkata: “Akulah tuhanmu yang paling tinggi”. (Qs: An Naziat: 24)

Maka ini adalah bentuk kesombongan Fir’aun, karena dia meyakini bahwa tidak ada tuhan selain dirinya.

Allah Ta’ala berfirman,

وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا ۚ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ

Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan. (Qs: An Naml: 14)

Meski demikian, sebenarnya jauh didalam lubuk hatinya, Fir’aun mengakui adanya Rabb Yang mencipta.

Allah Ta’ala berfirman tentang Nabi Musa alaihisalam yang berkata kepada Fir’aun.

قَالَ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا أَنْزَلَ هَٰؤُلَاءِ إِلَّا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ بَصَائِرَ وَإِنِّي لَأَظُنُّكَ يَا فِرْعَوْنُ مَثْبُورًا

Musa menjawab: “Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Tuhan Yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata; dan sesungguhnya aku mengira kamu, hai Fir’aun, seorang yang akan binasa”. (Qs: Al Isra: 102)

Selain Fir’aun ada orang-orang Majusi (para penyembah api) golongan yang mengingkari Tauhid Rububiyyah dengan jalan menyekutukan Allah Ta’ala.

Akidah mereka adalah bahwa alam ini memiliki 2 pencipta, yaitu cahaya dan kegelapan.

Mereka juga mengatakan, cahaya itu jauh lebih baik dari kegelapan, karena cahaya menciptakan kebaikan sedangkan kegelapan itu menciptakan keburukan. (Majmuu’ Fataawaa wa Rasaa ‘il, jilid 9, hal 3-4)

Wallaahu a’lam bi shawab.

Oleh: Fitra Aryasandi

Artikel: asmaulhusnacenter.com

Referensi:

Majmuu’ Fataawaa wa Rasaa ‘il, Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin

Tauhid Ar Rububiyyah, Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin

 

 

 

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

PALING POPULER