Sabtu, November 30, 2024
spot_img
BerandaFiqih Do'a dan DzikirDIANTARA DZIKIR-DZIKIR YANG BERKAITAN DENGAN SHALAT

DIANTARA DZIKIR-DZIKIR YANG BERKAITAN DENGAN SHALAT

DIANTARA DZIKIR-DZIKIR YANG BERKAITAN DENGAN SHALAT

Dzikir-dIkir yang berkaitan dengan shalat, dari Abdullah Bin Abbas dia berkata: ‘Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalam menyingkap tirai dan manusia sedang bershaf-shaf dibelakang Abu Bakar, lalu beliau bersabda:

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّهُ لَمْ يَبْقَ مِنْ مُبَشِّرَاتِ النُّبُوَّةِ إِلَّا الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ يَرَاهَا الْمُسْلِمُ أَوْ تُرَى لَهُ أَلَا وَإِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَقْرَأَ الْقُرْآنَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا فَأَمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ عَزَّ وَجَلَّ وَأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ

‘Wahai manusia, tidak tersisa dari pemberi kabar kenabian melainkan mimpi yang baik yang dilihat oleh seorang muslim atau diperlihatkan kepadanya. Ketahuilah, aku dilarang untuk membaca al-Qur’an dalam keadaan rukuk atau sujud. Adapun rukuk maka agungkanlah Rabb azza wa jalla, sedangkan sujud, maka berusahalah bersungguh-sungguh dalam doa, sehingga layak dikabulkan untukmu’.  (HR Muslim)

Nabi telah menjelaskan di dalam hadits tersebut apa yang yang menjadi kekhususan bagi kedua rukun agung ini (ruku’ dan sujud), berupa dzikir yang sesuai dengan keadaan keduanya.

Sebab keduanya adalah kondisi dalam kehinaan, ketundukan dan kerendahan.

Adapun ruku maka ia adalah kondisi merendah dan ketundukan, maka disyaratkan bagi muslim untuk mengagungkan Rabbnya.

Ibnu Al Qayyim berkata: “paling utama diucapkan orang yang ruku secara mutlak adalah ‘Mahasuci Rabbku Yang Mahaagung’ sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Qs: Al Waqiah: 74”

Adapun sujud maka ia adalah posisi yang paling dekat dengan Allah Ta’ala, ketundukan kepada-Nya, kehinaan dihadapan-Nya, dan keluluhan terhadap-Nya. Maka disyariatkan bagi Muslim untuk memperbanyak do’a. Dalam kondisi ini lebih dekat untuk dikabulkan.

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim)

Seorang hamba paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika dia sujud. Sementara keadaan yang paling utama bagi hamba adalah kondisi dimana dia paling dekat dengan Allah Ta’ala. Oleh karena itu, doa pada kondisi ini lebih dekat untuk dikabulkan.

Diantara do’a sujud, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalam biasa mengucapkan pada sujudnya.

اللهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ، وَجِلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ

Ya Allah, ampunilah semua dosa-dosaku, yang kecil maupun yang besar, yang awal maupun yang akhir, dan yang terang-terangan maupun yang sembunyi-sembunyi“ (HR Muslim)

Keseluruhan dalam do’a ini untuk mendatangkan permintaan ampunan atas semua dosa-dosa hamba, baik yang diketahui maupun tidak diketahui.

Kemudian, diantara dua sujud terdapat satu rukun yang tidak bisa ditinggalkan dalam shalat. Rukun tersebut adalah duduk antara dua sujud. Ia adalah permintaan hamba, ampunan, rahmat, hidayah, afiat, dan rezeki. Karena urusan-urusan ini mencakup kebaikan dunia dan akhirat serta menolak keburukkan pada keduanya.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wasalam biasa mengucapkan diantara dua sujud.

رَبِّ اغْفِرْ لِي، رَبِّ اغْفِرْ لِي

Ya Rabbku, ampunilah aku, Ya Rabbku, ampunilah aku” (HR. Abu Dawud)

Dalam riwayat lain biasanya Nabi Shallallahu Alaihi Wasalam mengucapkan diantara dua sujud:

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافَنِي وَاعْفُ عَنِّي

Ya Tuhanku, mohon ampunilah aku; rahmatilah aku; perbaikilah aku; angkatlah aku; anugerahkanlah rezeki kepadaku; berilah hidayah kepadaku; sehatkanlah aku dan maafkanlah aku.  (HR Abu Daud)

Maka datanglah do’a agung yang disyariatkan ini, pada saat duduk tersebut, mengumpulkan pokok-pokok kebahagiaan, meliputi pintu-pintu kebaikan dan mencakup jalan jalan keberuntungan di dunia dan di akhirat.

 

Wa Allahu A’alam Bi Shawab.

( Tulisan ini diringkas dari buku Fiqih Doa dan Dzikir karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdil Muhsin Al- Badr Hafidzohullahu Ta’ala )

Cianjur, Komplek Masjid Al- Bayaan

Senin, 19 Mei 2022/ 19 Syawwal 1443

Fitra Aryasandi, S.Ag

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

PALING POPULER