asd
Rabu, Juli 24, 2024
spot_img
BerandaFiqih Do'a dan DzikirDZIKIR-DZIKIR ISTIFTAH (PEMBUKA) SHALAT

DZIKIR-DZIKIR ISTIFTAH (PEMBUKA) SHALAT

DZIKIR-DZIKIR ISTIFTAH (PEMBUKA) SHALAT

Telah datang dari Nabi Shallalahu Alaihi Wasalam jenis-jenis dzikir dan do’a yang digunakan Muslim sebagai istiftah (pembuka) shalatnya, baik shalat fardhu maupun Sunnah. Nabi Shallalahu Alaihi Wasalam tidak terus menerus membaca satu macam istiftah saja, bahkan beliau memulai shalat dengan berbagai macam istiftah. Namun secara garis besarnya adalah mengandung pengaggungan kepada Allah Ta’ala, memuliakan-Nya, menyanjung-Nya, menurut yang layak bagi-Nya dan meminta kepada-Nya ampunan atas dosa-dosa.

Tidak ada keharusan bagi seorang Muslim membaca satu jenis tertentu dari macam-macam istiftah ini, bahkan mana saja yang dia ucapkan niscaya tidak ada masalah baginya. Tetapi yang lebih utama adalah sesekali mengucapkan satu jenis dan sesekali dengan doa yang lain. Karena itu lebih sempurna dalam mengikuti Nabi Shallalahu Alaihi Wasalam.

Diantara jenis-jenis istiftah yang dibaca oleh Nabi Shallalahu Alaihi Wasalam adalah:

Pertama:

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ

“Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin” (HR. Bukhari 2/182, Muslim 2/98)

Dalam istiftah ini terdapat permintaan kepada Allah Ta’ala agar menjauhkan antara seorang hamba dengan kesalahan-kesalahannya, yaitu dosa-dosa, sebagaimana dijauhkan antara timur dan barat. Dan dimohon untuk mencucinya dari kesalahan-kesalahannya menggunakan salju, air dan embun. Di sini terdapat isyarat akan besarnya kebutuhan hati serta badan terhadap apa yang mensucikan, mendinginkan dan menguatkan keduanya.

Keuda:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ تَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ

“Maha suci Engkau, ya Allah. Ku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu. Nama-Mu penuh berkah. Maha tinggi Engkau. Tidak ilah yang berhak disembah selain Engkau” (HR. Abu Daud 1/124)

Istiftah ini dimurnikan sebagai pujian kepada Allah Ta’ala dan pensucian-Nya dari setiap yang tidak layak bagi-Nya, bahwa Dia suci dari segala aib, selamat dari segala kekurangan dan terpuji dari segala pujian.

Ketiga:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

“Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang” (HR. Muslim 2/99)

Semuanya adalah takbir, tasbih dan tahmid untuk Allah Ta’ala maka ia murni sebagai pujian bagi Allah Ta’ala.

Keempat:

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ، اللهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي، وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي، وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا، إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

“Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha Pencipta langit dan bumi sebagai muslim yang ikhlas dan aku bukan termasuk orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya. Oleh karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau dan Maha Terpuji. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku telah menzhalimi diriku sendiri dan akui dosa-dosaku. Karena itu ampunilah dosa-dosaku semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni segala dosa melainkan Engkau. Tunjukilah aku akhlak yang paling terbaik. Tidak ada yang dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau. Jauhkanlah akhlak yang buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup menjauhkannya melainkan hanya Engkau. Aka aku patuhi segala perintah-Mu, dan akan aku tolong agama-Mu. Segala kebaikan berada di tangan-Mu. Sedangkan keburukan tidak datang dari Mu. Orang yang tidak tersesat hanyalah orang yang Engkau beri petunjuk. Aku berpegang teguh dengan-Mu dan kepada-Mu. Tidak ada keberhasilan dan jalan keluar kecuali dari Mu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampunan dariMu dan aku bertobat kepadaMu” (HR. Muslim 2/185 – 186)

Ini semua pemberitahuan dari hamba tentang apa-apa yang semestinya dia berada di atasnya berupa kehinaan, ketundukan, serta keluluhan di hadapan pencipta langit dan bumi.

Itulah macam-macam do’a istiftah yang disampaikan oleh Nabi Shallalahu Alaihi Wasalam, serta dapat kita amalkan dalam setiap shalat-shalat kita.

Wa Allahu A’alam Bi Shawab.

( Tulisan ini diringkas dari buku Fiqih Doa dan Dzikir karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdil Muhsin Al- Badr Hafidzohullahu Ta’ala )

Cianjur, Komplek Masjid Al- Bayaan

Senin, 18 Mei 2022/ 18 Syawwal 1443

Fitra Aryasandi, S.Ag

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

PALING POPULER