asd
Rabu, Juli 24, 2024
spot_img
BerandaFiqih Do'a dan DzikirISTIGHFAR PARA NABI

ISTIGHFAR PARA NABI

ISTIGHFAR PARA NABI

Allah menyebutkan dalam kitab-Nya al-Qur’an yang mulia, tentang para nabi dan rasul-Nya ‘Alahi salam, berupa kesempurnaan peribadatan mereka, kesempurnaan penghinaan diri mereka, ketundukan mereka, dan kepasrahan mereka kepada Rabb semesta alam. Mereka dalam kebaikan sebagai penuntun dan bagi orang-orang mendapat petunjuk di antara hamba-hambaNya sebagai teladan dan panutan.

Di samping kesempurnaan ini, mereka terus menerus dalam taubat dan istighfar, kembali kepada yang Maha Perkasa Lagi Maha Pengampun. Allah telah menyebutkan di sejumlah tempat  dalam al-Qur’an tentang para Nabi, permohonan ampunan mereka, serta taubat mereka kepada Allah Subhana Wata’ala.

Di antara hal itu adalah apa yang disebutkan Allah Subhana Wata’ala berkenaan dengan nabi Adam ‘Alahi Wasalam.

Allah subhana wata’ala berfirman:

وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ (٣٥)فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الأرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ (٣٦)فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (٣٧)

 dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang zalim. lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itudan dikeluarkan dari Keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.” kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, Maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS: Al Baqarah: 35-37)

Ketika penyesalan nabi Nuh ‘Alahi Wasalam atas apa yang terjadi lalu meminta kepada Rabbnya maaf dan pengampunan:

قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَإِلا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ (٤٧)

Nuh berkata: Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. dan Sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaKu, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaKu, niscaya aku akan Termasuk orang-orang yang merugi.” (QS: Hud: 47)

Allah ‘aza wajalla juga menyebutkan istighfar nabi Ibrahim al-khalil ‘Alahi Wasallam.

Allah subhana wata’ala menyebukan bahwa beliau berkata:

رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ (٤١)

 Ya Tuhan Kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”. (QS: Ibrahim: 41)

Begitu pula Allah menyebutkan istighafar  nabi-Nya Musa ‘Alahi Wasalam.

diantara hal itu adalah firman Allah subhana wata’aala  tentang Musa ‘alahi wasalam:

قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (١٦)

Musa mendoa: “Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah Menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku”. Maka Allah mengampuninya, Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS: Al Qhasas: 16)

Dan musa ‘ Alahi wasalam berkata pula:

قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلأخِي وَأَدْخِلْنَا فِي رَحْمَتِكَ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ (١٥١)

 Musa berdoa: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah Kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara Para Penyayang“. (QS: Al Araf: 151)

Ayat-ayat di atas mencakup taubat para nabi, istighfar mereka, keagungan taubat mereka kepada Allah subhana wata’ala. Allah telah menyebutkannya di kitab-Nya dalam rangka sanjungan atas mereka, penjelasan keutamaan mereka, dan kesempurnaan mereka, agar manusia mengikuti mereka dan meneladani mereka.

Syaikhul islam ibnu taimiyah Rahimahullah, “dan Allah mengisahkan kepada kita kisah-kisah taubat para nabi, agar kita meneladani mereka dalam pertaubatan”.

Betapa indah bagi seorang muslim mencermati kisah-kisah mulia ini  dan keadaan agung yang berada di atasnya manusia-manusia pilihan para nabi Allah subhana wata’aala dan rasul-rasul-Nya. Lalu menjadikan mereka sebagai tauladan dalam menetapi taubat kepada Allah Subhana wata’aala, kembali kepada-Nya, dan memperbanyak istighfar. Sungguh yang demikian itu terdapat ketinggian derajat, kesinambungan kebaikan, dan banyaknya pemberian. Sungguh Allah Subhana wata’aala menyukai orang –orang bertaubat dan menyukai orang-orang membersihkan diri.

Sumber : Diringkas dari buku Fiqih Doa Dan Dzikir syekh Abdurazzak Hafizahullah Ta’alaa.

Oleh: Dzakwan Mukhtar

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

PALING POPULER