asd
Rabu, Juli 24, 2024
spot_img
BerandaFiqih Do'a dan DzikirDOA KETIKA SINGGAH DI SUATU TEMPAT

DOA KETIKA SINGGAH DI SUATU TEMPAT

DOA KETIKA SINGGAH DI SUATU TEMPAT

Ketika seseorang bersafar, tentu ia akan singgah di suatu tempat untuk beristirahat atau memenuhi kebutuhannya. Dia tidak mengetahui apakah ada sesuatu yang mungkin membahayakannya dirinya di tempat tersebut. Oleh karena itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan doa-doa ketika seseorang singgah di suatu tempat atau memasuki suatu kota dalam perjalanannya.

Doa ketika singgah di suatu tempat

Diriwayatkan dari Sahabahiyyah Khaulah binti Hakim Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ نَزَلَ مَنْزِلاً ثُمَّ قَالَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. لَمْ يَضُرُّهُ شَىْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ مَنْزِلِهِ ذَلِكَ

Barangsiapa yang singgah di suatu tempat lantas ia mengucapkan,

[a’udzu bi kalimaatillahit taammaati min syarri maa kholaq]

(Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya)”, maka tidak ada sama sekali yang dapat memudhorotkannya sampai ia berpindah dari tempat tersebut. (HR. Muslim).

Makna hadist :

  • Aku berlindung : Aku memohon perlindungan
  • Dengan kalimat/ucapan Allah : Ada yang menyatakan maknanya adalah Al-Qur’an, atau ada yang menyatakan maknanya adalah kalimat kauniyah qodariyah.
  • Yang sempurna : Tidak memiliki kekurangan atau cacat sebagaimana ucapan makhluk
  • Dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya : yaitu dari setiap keburukan yang dapat ditimbulkan oleh makhluk seperti hewan, manusia, jin, angin, petir dsb
  • Tidak ada sama sekali yang dapat memudhorotkannya sampai ia berpindah dari tempat tersebut : hal ini karena dia mendapat perlindungan dari Allah Al-Hafidz. Akan tetapi terdapat syarat-syarat agar doa ini dikabulkan diantaranya adalah niat yang ikhlas, yakin dengan doa tersebut dan terbiasa membaca doa tersebut di setiap tempat yang ia singgahi.

Hadits ini mengandung anjuran untuk memohon perlindungan dengan sifat Allah, dan bahwasanya memohon perlindungan merupakan ibadah yang tidak boleh ditujukan kepada selain Allah. Dan bahwasanya firman Allah, termasuk Al-Qur’an, bukanlah makhluk. Apabila firman Allah dianggap makhluk maka tidak boleh seseorang memohon perlindungan dengan hal tersebut karena termasuk bentuk kesyirikan kepada Allah.

Doa ini merupakan doa yang agung karena terkandung permohonan pertolongan kepada Allah, berbeda dengan yang dilakukan oleh orang-orang jaman jahiliyah yang mereka apabila singgah di suatu tempat maka mereka memohon perlindungan kepada jin. Ternyata hal itu tidak menambah rasa aman bagi mereka, yang ada adalah mereka bertambah takut di tempat tersebut.

Allah Ta’ala berfirman,

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan (QS. Al Jin: 6)

Demikianlah Allah memberikan pelajaran bagi orang yang bergantung dan memohon perlindungan kepada selain Allah, dan di sisi lain Allah telah mensyari’atkan agar hambanya hanya memohon perlindungan kepadaNya. Karena di tanganNya lah segala urusan dan selain Allah tidak dapat memberi manfaat atau menolak mudhorot.

Doa ketika masuk suatu desa atau negeri orang

Diriwayatkan dari Shuhaib bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah melihat suatu desa yang ingin ia masuki, kecuali ketika ia melihatnya mengatakan:

اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَمَا أَظْلَلْنَ، وَرَبَّ اْلأَرَضِيْنَ السَّبْعِ وَمَا أَقْلَلْنَ، وَرَبَّ الشَّيَاطِيْنَ وَمَا أَضْلَلْنَ، وَرَبَّ الرِّيَاحِ وَمَا ذَرَيْنَ. أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ الْقَرْيَةِ وَخَيْرَ أَهْلِهَا، وَخَيْرَ مَا فِيْهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ أَهْلِهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا

[Allahumma raobbas samawatis sab’i wama azhlalna, wa robbal arodhinas sab’i wama aqlalna, wa robbas syayathina wama adhlalna, wa robbar riyahi wama dzaroyna. As’aluka khoiro hadzihil qoryati wa khoiro ahliha, wa khoiro ma fiha, wa a’udzu bika min syarriha wa syarri ahliha wa syarri ma fiha]

Ya Allah, Tuhan tujuh langit dan apa yang dinaunginya, Tuhan penguasa tujuh bumi dan apa yang di atasnya, Tuhan yang menguasai setan-setan dan apa yang mereka sesatkan, Tuhan yang menguasai angin dan apa yang diterbangkannya. Aku mohon kepadaMu kebaikan desa ini, kebaikan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan desa ini, kejelekan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya. (HR. An-Nasa’i)

Makna hadist:

  •  Ya Allah, Tuhan tujuh langit dan apa yang dinaunginya : terkandung bentuk tawasul kepada Allah dengan pengaturanNya terhadap langit dan apa-apa yang dinaunginya seperti bintang, matahari, bulan, bumi dst
  • Tuhan penguasa tujuh bumi dan apa yang di atasnya : maksudnya adalah apa yang berada di atas permukaan bumi dari manusia, hewan, tumbuhan dsb.
  • Tuhan yang menguasai setan-setan dan apa yang mereka sesatkan : Allah berfirman,

إِنْ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ إِلا إِنَاثًا وَإِنْ يَدْعُونَ إِلا شَيْطَانًا مَرِيدًا (١١٧) لَعَنَهُ اللَّهُ وَقَالَ لأتَّخِذَنَّ مِنْ عِبَادِكَ نَصِيبًا مَفْرُوضًا (١١٨) وَلأضِلَّنَّهُمْ وَلأمَنِّيَنَّهُمْ وَلآمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ آذَانَ الأنْعَامِ وَلآمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللَّهِ وَمَنْ يَتَّخِذِ الشَّيْطَانَ وَلِيًّا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُبِينًا (١١٩) يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلا غُرُورًا (١٢٠)

Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka. Yang dila’nati Allah dan syaitan itu mengatakan: “Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya). Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya”. Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, Padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. (QS. An-Nisa: 117-120)

  • Tuhan yang menguasai angin dan apa yang diterbangkannya : Allah berfirman,

فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِرًا

Kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Kahfi: 45)

  • Aku mohon kepadaMu kebaikan desa ini : permohonan kepada Allah agar desa itu menjadi berkah baginya, dan agar diberikan segala kebaikannya, dan agar dimudahkan untuk tinggal di dalamnya
  • Kebaikan penduduknya : yaitu keimanannya, kebaikannya, keistiqomahannya dan saling tolong menolong dalam kebaikan
  • Dan apa yang ada di dalamnya : yaitu dari manusianya, tempat tinggalnya, tempat makannya dsb
  • Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan desa ini, kejelekan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya : permohonan perlindungan terhadap segala bentuk keburukan dan hal-hal yang mengganggu.  

Penutup

Semua doa ini merupakan permohonan kepada Allah atas segala kebaikan, dan permohonan  perlindungan dari segala keburukan serta bertawasul dengan sifat rububiyah Allah  terhadap segala sesuatu. Seorang musafir dianjurkan untuk banyak berdoa bagi dirinya, orang tuanya, keluarganya, anak-anaknya, dan seluruh kaum muslimin.

Bahkan doa musafir merupakan doa yang mustajab. Dalam sebuah hadits disebutkan,

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ

Tiga doa mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu: do’a orang yang terzholimi, do’a seorang musafir, do’a orang tua pada anaknya. (HR. Ahmad, At Tirmidzi dll)

Sumber :

Fikih doa dan Dzikir Syaikh Abdurrozzaq bin Abdil Muhsin

rumaysho.com, almanhaj.or.id

Cianjur, 26 Agustus 2021

Oleh : Muhammad. M.Pd.I

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

PALING POPULER