DOA NABI SYU’AIB ALAIHISALAM
Diantara apa yang Allah Ta’ala kisahkan dalam kitab-Nya yang mulia tentang doa-doa para nabi Alaihi salam adalah doa nabi Allah Ta’ala Syuaib Alaihi salam merupakan contoh tinggi dalam kesabaran terhadap gangguan dan ketabahannya menanggung hal itu dalam rangka menyebarkan agama Allah Ta’ala dan berdakwah kepada jalan-Nya yang lurus.
Sebagaimana yang Allah kisahkan dalam firman-Nya:
قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لَنُخْرِجَنَّكَ يَا شُعَيْبُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَكَ مِنْ قَرْيَتِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا ۚ قَالَ أَوَلَوْ كُنَّا كَارِهِينَ
Pemuka-pemuka dan kaum Syu’aib yang menyombongkan dan berkata: “Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, atau kamu kembali kepada agama kami”. Berkata Syu’aib: “Dan apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak menyukainya?”
قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللَّهِ كَذِبًا إِنْ عُدْنَا فِي مِلَّتِكُمْ بَعْدَ إِذْ نَجَّانَا اللَّهُ مِنْهَا ۚ وَمَا يَكُونُ لَنَا أَنْ نَعُودَ فِيهَا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّنَا ۚ وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا ۚ عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا ۚ رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ
Sungguh kami mengada-adakan kebohongan yang benar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami dari padanya. Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki(nya). Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakkal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.
(Qs: Al A’raf: 88-89)
Al Hafidz Ibnu Katsir berkata: “ini adalah berita dari Allah Ta’ala tentang orang-orang kafir terhadap nabi Allah Syu’aib Alaihi salam dan orang-orang yang bersamanya dari kaum Mu’minun. Orang-orang kafir itu mengancam beliau dan pengikutnya untuk diusir dari negri mereka atau dipaksa meninggalkan agama mereka kemudian dipaksa untuk masuk kepada agama orang-orang kafir tersebut” (Tafsir Ibnu Katsir, 3/444)
Disini terdapat gertakan keras dan ancaman keras dari orang-orang kafir terhadap nabi Allah Syu’aib Alaihi salam dan para pengikutnya, bahwa mereka akan diusir dari negri mereka, apabila mereka tidak kembali kepada agama kufur.
Dalam pemaparan ini terdapat petunjuk bahwa orang yang diberi hidayah oleh Allah Ta’ala kepada iman dan telah mengakar akar dalam hatinya, niscaya tidak akan membencinya selamanya, tidak ingin berpindah darinya karena jelasnya jalan hidayah serta bagusnya jalan tersebut dan rusaknya jalan kesesatan lagi buruknya jalan itu.
Perkataan Nabi Syu’aib Alaihi salam tersebut dalam rangka memutuskan harapan orang kafir untuk mengajaknya bersama pengikutnya kembali ke agama mereka. Begitu juga dengan perkataan beliau Alaihi salam atas nikmat Allah Ta’ala atasnya dan para pengikutnya, yaitu diselamatkan dari kufur dan syirik lalu diberi hidayah kepada iman dan Islam serta tauhid.
Kemudian Nabi Syu’aib Alaihi salam mengakhiri debatnya dengan orang-orang kafir dari kaumnya dengan doa dan tawakal kepada Allah Ta’ala, beliau Alaihi salam berkata: “kepada Allah saja kami bertawakal, Wahai Rabb kami berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan haq dan Engkaulah pemberi keputusan yang sebaik-baiknya”
Allah Ta’ala mengisahkan juga tentang nabi Syua’aib Alaihisalam bahwa beliau berkata kepada kaumnya:
قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَرَزَقَنِي مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا ۚ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَىٰ مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ ۚ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ ۚ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
Syu’aib berkata: “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali. (Qs: Hud: 88)
Allah mengabulkan doa nabi Syu’aib Alaihisalam, Dia memutuskan nabi-Nya dan kaumnya dengan kebenaran. Datanglah perintah-Nya memenangkan nabi-Nya Syu’aib Alaihi salam serta orang-orang mukmin yang bersamanya lalu membinasakan kaum kafir.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَأَخَذَتِ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ
Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. (Qs: Hud: 94)
( Tulisan ini diringkas dari buku Fiqih Doa dan Dzikir karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdil Muhsin Al- Badr Hafidzohullahu Ta’ala )
Cianjur, Komplek Masjid Al- Bayaan
Rabu, 26 Mei 2021
Fitra Aryasandi S.Ag