asd
Senin, September 16, 2024
spot_img
BerandaFiqih Do'a dan DzikirIndikasi dan Makna Kalimat Tauhid Laailahaillallah

Indikasi dan Makna Kalimat Tauhid Laailahaillallah

Indikasi dan Makna Kalimat Tauhid Laailahaillallah

Sungguh kalimat tauhid lailahaillaallah adalah sebaik-baik dzikir dan yang paling utama, serta paling sempurna. Namun ia tidak diterima di sisi Allah ﷻ bila sekedar diucapkan dengan lisan tanpa menegakkan hakikat indikasinya. Menerapkan asas maksudnya, yaitu penafian  syirik dan penetapan keesaan bagi Allah ﷻ. Lalu disertai keyakinan yang kokoh terhadap apa yang dikandungnya dari hal-hal itu, serta mengamalkannya. Dengan demikian maka seorang hamba menjadi muslim sejati, dengan begitu pula ia menjadi ahli dalam kalimat lailahaillallah.

Sesungguhnya kalimat agung lailahaillallah memilliki indikasi yang mesti dipahami dan makna yang mesti diamalkan. Sebab tidaklah bermanfaat menurut kesepakatan ahli ilmu mengucapkan kalimat ini tanpa memahami maknanya dan tidak mengamalkan konsekwensinya. Seperti firman Allah;

وَلَا يَمۡلِكُ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِهِ ٱلشَّفَٰعَةَ إِلَّا مَن شَهِدَ بِٱلۡحَقِّ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ 

Artinya; Mereka yang menyeru kepada selainnya tidaklah memiliki syafaat kecuali siapa yang bersaksi tentang kebenaran dan mereka mengetahuinya. (Az-Zukhruf: 86)

Makna ayat seperti yang disebutkan oleh ahli tafsir, yakni kecuali orang yang bersaksi tentang lailahaillallah dan mereka mengetahui dengan hati, makna yang diucapkan oleh lisan mereka, sebab sesunggguhnya persaksian mengharuskan adanya ilmu, (pengetahuan) tentang apa yang disaksikan.

Sesungguhnya lailahaillallah maknanya adalah; tidak ada sesembahan yang haq kecuali satu sesembahan, yaitu Allah yang Esa tak ada sekutu baginya, kata iIlah dalam bahasa adalah yang disembah, dan lailahaillallah adalah tidak ada sembahan yang haq kecuali Allah. 

Allah berfirman:

وَمَآ أَرۡسَلۡنَا مِن قَبۡلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِيٓ إِلَيۡهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعۡبُدُونِ 

Artinya; Tidaklah kami mengutus sebelumnya dari pada Rasul melainkan kami wahyukan kepadanya; bahwa tidak ada sembahan yang Haq kecuali Aku maka sembahlah AKU. (Al Anbiya: 25)

Dan firmannya;

وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِي كُلِّ أُمَّةٖ رَّسُولًا أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُواْ ٱلطَّٰغُوتَۖ

Artinya: “Sungguh kami telah mengutus kepada semua umat seorang Rasul, hendaklah kamu menyembah Allah, dan jauhilah thogut.” (An-Nahl: 36).

Lafadz laailahaillllah mencakup penafian dan penetapan. Kalimat ini menafikan peribadatan dari setiap sesuatu selain Allah seperti malaikat dan nabi terlebih lagi selain mereka, maka semua itu bukanlah sesembahan. Mereka tidaklah berhaq mendapatkan ibadah sedikit pun. Kalimat ini menetapkan peribadatan hanya kepada Allah semata. Artinya seorang hamba tidaklah boleh menyembah selainnya. Penyembahan itu adalah keterkaitan hati yang mengharuskan perendahan diri, penghinaan diri disertai rasa cinta, takut dan harap. Maka semua bentuk penghambaan diri ini tidak boleh diberikan kepada selain Allah. Diantara jenis-jenis ibadah seperti; doa, menyembelih, nadzar, dan selainnya.

Disebutkan dalam Al quran yang mulia nash-nash sangat banyak yang menerangkan tentang makna kalimat tauhid lailahaillallah  dan memperjelas maksudnya. Di antara ayat ayat tersebut adalah firman Allah;

وَإِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ 

Artinya: “Dan sembahan kamu adalah sembahan yang satu, tidak ada sembahan yang berhak disembah selain dia, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (Al Baqarah:163)

Dan firmannya;

وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوۡمِهِۦٓ إِنَّنِي بَرَآءٞ مِّمَّا تَعۡبُدُونَ إِلَّا ٱلَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُۥ سَيَهۡدِينِ وَجَعَلَهَا كَلِمَةَۢ بَاقِيَةٗ فِي عَقِبِهِۦ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ 

Artinya:”Dan ingatlah ketika ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya . sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah. Kecuali yang menciptakanku, sungguh Dia akan memberiku petunjuk . dan dijadikannya kalimat kekal di belakangnya (keturunannya) mudahan mereka kembali.” (Az-Zukhruf: 26-28).

Dan Allah juga berfirman tatkala menceritakan tentang seorang lelaki yang beriman di dalam surat Yasin. Allah berfirman;

وَمَا لِيَ لَآ أَعۡبُدُ ٱلَّذِي فَطَرَنِي وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ ءَأَتَّخِذُ مِن دُونِهِۦٓ ءَالِهَةً إِن يُرِدۡنِ ٱلرَّحۡمَٰنُ بِضُرّٖ لَّا تُغۡنِ عَنِّي شَفَٰعَتُهُمۡ شَيۡ‍ٔٗا وَلَا يُنقِذُونِ إِنِّيٓ إِذٗا لَّفِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٍ 

Artinya: “Mengapa aku tidak menyembah yang menciptakanku dan kepadanya kamu kembali. Apakah aku mengambil selainnya sesembahan, yang jika AR-Rahman menginginkan untukku mudharat niscaya tidak bermanfaat sedikit pun syafaat mereka padaku, dan mereka tidak dapat menyelamatkanku. Sungguh bila demikian, aku benar benar dalam kesesatan yang nyata.” (Yasin: 22-24).

(tulisan ini ringkasan dari buku Fiqih Do`a dan Dzikir karya Syaikh Abdurrazaq hafidzahullah)

وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله وسلم

Faisal Mista,

Cianjur, Komp.Masjid Al-Bayaan

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

PALING POPULER