DOA- DOA LENGKAP DARI SUNNAH NABAWIYAH (3)
Keempat, dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma dia berkata, biasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berdoa,
رَبِّ أَعِنِّيْ وَلَا تُعِنْ عَلَيَّ، وَانْصُرْنِيْ وَلَا تَنْصُرْ عَلَيَّ، وَامْكُرْ لِيْ، وَلَا تَمْكُرْ عَلَيَّ، وَهْدِنِيْ وَيَسِّرِ الْهُدَى لِيْ، وَانْصُرْنِيْ عَلَى مَنْ بَغَى عَلَيَّ، اللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ لَكَ شَاكِرًا، لَكَ رَاهِبًا، لَكَ مِطْوَاعًا، لَكَ مُخْبِتًا، إِلَيْكَ أَوَّاهًا مُنِيْبًا، رَبِّيْ تَقَبَّلْ تَوْبَتِيْ، وَاغْسِلْ حَوْبَتِيْ، وَأَجِبْ دَعْوَتِيْ، وَثَبِّتْ حُجَّتِيْ، وَهْدِ قَلْبِيْ، وَسَدِّدْ لِسَانِيْ، وَاسْلُلْ سَخِيْمَةَ صَدْرِيْ
“Wahai Rabbku, tolonglah aku dan jangan tolong (orang berkuasa) atasku, menangkanlah aku dan jangan menangkan (orang berkuasa) atasku, buatlah makar bagiku dan jangan gagalkan makarku, berilah aku petunjuk dan mudahkan petunjuk bagiku, menangkanlah aku atas yang berbuat semena-mena atasku. Ya Allah, jadikanlah aku bersyukur kepada-Mu, berdzikir kepada-Mu, takut kepada-Mu, menurut kepada-Mu, tunduk kepada-Mu, mengaduh dan bertaubat kepada-Mu, wahai Rabbku terimalah taubatku, cucilah dosaku, kabulkan seruanku, kokohkan hujjahku, tunjuki hatiku, tepatkan lisanku, dan urailah kotoran dadaku.” Diriwayatkan Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah.
Doa yang agung ini mencakup dua puluh dua permintaan dan permohonan :
- lafadz “Wahai Rabbku, tolonglah aku,” ia adalah permintaan pertolongan dari Allah Ta’ala. Yakni, berilah aku taufik untuk berdzikir, kepada-Mu, mensyukuri-Mu, dan memperbaiki peribadatan untuk-Mu. Ketika bertemu musuh maka bantulah aku dengan pertolongan dan taufik-Mu.
- lafadz “Dan jangan tolong (orang berkuasa) atasku,” yakni; jangan kuasakan atasku orang yang mencegahku dari melakukan ketaatan kepada-Mu, baik berupa jiwa yang memerintahkan kepada keburukan, maupun setan dari jin dan manusia.
- lafadz “Dan menangkanlah aku,” ia adalah permohonan kemenangan.
- lafadz “Dan jangan menangkan (orang berkuasa) atasku” yakni; jangan kuasakan atasku satu pun diantara ciptaan-Mu.
- lafadz “Buatlah makar bagiku” yakni; timpakan makar-Mu terhadap musuh- musuhku dan karuniakan aku taktik yang lihai dan pikiran yang jernih untuk selamat dari keburukan mereka.
- lafadz “Dan jangan gagalkan makarku,” yakni; jangan beri petunjuk kepada musuhku cara menolaknya dari dirinya.
- lafadz “Berilah aku petunjuk,” yakni; tunjukkanlah kepadaku pintu- pintu kebaikan.
- lafadz “Dan mudahkan petunjuk bagiku,” yakni; mudahkan bagiku mengikuti petunjuk dan menempuh jalannya.
- lafadz “Menangkanlah aku atas yang berbuat semena-mena atasku” yakni; menangkan aku atas orang yang mendzalimiku dan melampaui batas terhadapku.
Syaikh Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullahu Ta’ala berkata, “lafadz, ‘Dan menangkan aku atas yang berbuat semena-mena atasku,’ doa orang adil dan bukan doa melampaui batasan. Dia mengatakan, ‘Menangkanlah aku atas musuh-musuhku secara mutlak’”.
- lafadz “Ya Allah, jadikanlah aku besyukur kepada-Mu” yakni; berilah aku ilham untuk mensyukuri nikmat-nikmat dan pemberian-pemberian-Mu kepadaku.
- Lafadz, “Berdzikir kepada-Mu” yakni; dalam semua waktu, baik berdiri, duduk dan berbaring.
- Lafadz, “Takut kepada-Mu” yakni; takut kepada-Mu dalam keadaan senang maupun susah.
- Lafadz, “Menurut kepada-Mu” yakni: senantiasa menurut, yaitu patuh komitmen terhadap perintah dan taat.
- Lafadz, “Menghinakan diri kepada-Mu” maknanya, jadikan aku khusyu, tawadhu, dan tunduk kepada-Mu.
- Lafadz, “Mengadu dan bertaubat kepada-Mu” pada lafadz mengadu dan bertaubat disebutkan dalam satu kalimat, karena taubat merupakan konsekuensi dari mengadu dan mengikutinya, maka seakan-akan keduanya adalah satu.
- Lafadz, “Wahai Rabbku terimalah taubatku” yakni; jadikanlah ia benar dengan syarat- syaratnya dan semua adab-adabnya.
- Lafadz, “Cucilah dosaku” yakni; hapuslah dosa-dosa dan kesalahan-kesalahanku.
- Lafadz, “Kabulkan seruanku” yakni; doa-doaku.
- Lafadz, “Kokohkan hujjahku” yakni; atas musuh-musuh-Mu didunia dan akhirat. Dan ketika ditanya oleh dua malaikat (di kubur).
- Lafadz, “Tunjukan hatiku” yakni; kepada pengetahuan tentang Rabbku, kebenaran dan petunjuk.
- Lafadz, “Tepatkan lisanku” yakni; jadikan benar dan lurus lisanku hingga tidak mengucapkan kecuali kejujuran dan perkataan yang benar.
- Lafadz, “Dan urailah kotoran dadaku” yakni; keluarkan kotoran dadaku, yaitu penipuan, kebencian, dendam, iri, dan sebagainya berupa akhlak- akhlak yang buruk.
Al-Hafidz Al-Bazzar Rahimahullahu Ta’ala menyebutkan pada biografi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullahu Ta’ala bahwa doa ini termasuk doa yang paling banyak beliau ucapkan.
( Tulisan ini diringkas dari buku Fiqih Doa dan Dzikir karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdil Muhsin Al- Badr Hafidzohullahu Ta’ala )
Cianjur, Komplek Masjid Al- Bayaan
Selasa, 23 Februari 2021 / 11 Rajab 1442 H
Muhamad Adi Firmanto