AS SAMI’ (Yang Maha Mendengar)
DALIL PENETAPAN NAMA ALLAH AS SAMI’:
وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(Qs: Al Baqarah: 137.)
MAKNA NAMA ALLAH AS SAMI’:
1. Allah mendengar segala sesuatu dengan sempurna, yang lahir maupun yang batin, yang jelas maupun yang samar.
2. Allah mendengar, dengannya, Dia mengabulkan setiap doa dan permintaan hamba-hamba-Nya, menerima setiap amal soleh yang dilakukan hamba-hamba-Nya serta membalasnya dengan pahala.
Nama Alah As sami’ selalu digandengkan nama Allah Al alim (Yang Maha Mengetahui) pada setiap doa para Nabi dalam Al Quran, untuk menyesuaikan akhir doa yang terkandung dalam kedua nama yang mulia ini. As sami’ yang Maha Mendengar setiap permintaan dan doa hamba-Nya kemudian Al Alim mengetahui setiap keadaan dan kebutuhan hamba-hamba-Nya.
DOA IBADAH ATAU KOSEKWENSI DARI NAMA ALLAH AS SAMI’:
1. Pendengaran adalah Indra yang paling kuat bagi manusia oleh karena itu dalam penyebutannya didahulukan dari penglihatan.
Contoh dalam firman Allah Ta’ala.
وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ
Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati.
(Qs An nahl: 78.)
2. Bagaimana Allah menjadikan manusia dapat mendengar dan melihat sebagaimana dalam firman-Nya.
إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.
(Qs: Al insan: 2.)
3.Bentuk dari kesempurnaan pendengaran Allah adalah bagaimana Allah bisa mendengar setiap apa yang terbesit dalam hati dan mengetahui setiap rahasia yang terdapat dalam sanubari hamba-hamba-Nya.
Firman Allah Ta’ala:
أَمْ يَحْسَبُونَ أَنَّا لَا نَسْمَعُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ ۚ بَلَىٰ وَرُسُلُنَا لَدَيْهِمْ يَكْتُبُونَ
Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.
(Qs: Az Zukhruf: 80.)
4. Hanya Allah sajalah yang Maha Mendengar bisikan dan mengabulkan doa-doa hamba-Nya yang berada dalam kesulitan, maka tidak ada lagi tempat aduan terbaik daripada Allah As sami’.
Padahal Allah berfirman:
قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُتَحَاوُرَكُمَا ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
(Qs: Al Mujadilah: 1.)
DOA PERMOHONAN DENGAN NAMA ALLAH AS SAMI’:
1. Orang yang paling dekat dengan Allah adalah mereka para Nabi dan Rasul-Nya, karena mereka sangat memahami bahwa tidak ada yang paling maha mendengar kecuali Allah As sami’. Seperti Nabi Zakaria meminta kepada Allah keturunan yang baik seraya berdoa dan merendahkan diri di hadapan-Nya dengan menyebut nama As sami’.
فَنَادَتْهُ الْمَلَائِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَىٰ مُصَدِّقًابِكَلِمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ
Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh”.
(Qs: Ali Imran: 39.)
2. Doa Nabi Ibrahim dengan nama Allah As sami’ ini, sebagai rasa syukur dan atas dikabulkannya doa.
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى الْكِبَرِ إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ ۚ إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُالدُّعَاءِ
Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.
Qs: Ibrahim: 38.
3. Nabi Ibrahim juga berdoa lagi kepada Allah dengan nama As sami’ agar amalnya diterima oleh Allah saat mereka membangun ka’bah.
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَالسَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(Qs: Al Baqarah: 127)
Penulis: Fitra Aryasandi
Disadur dari kitab Asma’ul Arar.
perjalanan kota Bogor ke kota Depok, 27 Januari 2020.