Selasa, November 5, 2024
spot_img
BerandaFiqih Do'a dan DzikirHADITS-HADITS PERMINTAAN PERLINDUNGAN (6)

HADITS-HADITS PERMINTAAN PERLINDUNGAN (6)

HADITS-HADITS PERMINTAAN PERLINDUNGAN (6)

Kedelapan, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ جَهْدِ الْبَلاءِ، وَدَرَكِ الشَّقَاءِ، وَسُوءِ الْقَضَاءِ، وَشَماتَةِ الأَعْدَاءِ

“Berlindunglah kamu kepada Allah dari kesulitan bencana, mendapatkan kesengsaraan, dan buruknya ketetapan, serta kegembiraan musuh-musuh.” (HR. Bukhari dan Muslim)

            Dalam hadits ini terdapat permintaan perlindungan dari empat perkara yaitu :

  1. “Kesulitan bencana.” Ia adalah semua yang menimpa seseorang berupa kekerasan dan kesulitan yang tidak ada kemampuan baginya untuk menanggungnya dan tidak mampu untuk menolaknya.
  2. “Dan puncak kesengsaraan.” Ia adalah kebinasaan atau apa yang menghantar kepada kebinasaan. Ini terjadi pada perkara-perkara dunia dan urusan-urusan akhirat.
  3. “Dan buruknya ketetapan.” Yakni buruknya suatu konsekuensi.
  4. “Dan kegembiraan musuh-musuh.”

Kesembilan, dari Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhuma, dia berkata, “Termasuk doa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ، وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ، وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ، وَجَمِيعِ سَخَطِكَ

“Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya nikmat-Mu, berubahnya afiyat-Mu, datangnya siksaan-Mu secara tiba-tiba, dan semua kemurkaan-Mu.” (HR. Muslim)

            Asy- Syaukani Rahimahullahu Ta’ala berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mohon perlindungan dari hilangnya nikmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena nikmat tidaklah hilang kecuali ketika tidak disyukuri, dan melakukan apa yang menjadi haknya maupun konsekuensinya, seperti kebakhilan dengan apa yang menjadi konsekuensi nikmat atas pemiliknya, seperti menunaikan apa yang wajib atasnya berupa bersyukur, menyantuni, dan mengeluarkan apa yang wajib dikeluarkan. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga berlindung dari berubahnya afiat-Nya Subhanahu Wa Ta’ala. Karena jika Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengkhususkannya dengan afiat-Nya, berarti dia telah meraih kebaikan dunia dan akhirat. Dan bila hilang darinya niscaya dia telah ditimpa keburukan dunia akhirat. Afiat mendatangkan kebaikan perkara-perkara dunia dan akhirat.

            Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga mohon perlindungan dari siksa Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang datang secara tiba-tiba. Hal itu karena jika Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghukum hamba-Nya niscaya Dia menurunkan bencana yang tidak mampu untuk dihindari. Ia tidak dapat ditolak oleh semua makhluk meski berkumpul semuanya. Perkara yang tiba-tiba adalah sesuatu yang datang tanpa diketahui sebelumnya.

            Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mohon perlindungan dari semua kemurkaan-Nya, karena Dia Subhanahu Wa Ta’ala apabila murka terhadap hamba, niscaya hamba itu binasa, kecewa dan merugi. Meski kemurkaan itu pada sesuatu yang paling kecil dan sebab yang paling ringan. Oleh karena itu Ash-Shadiq Al-Mashduq (orang benar lagi dibenarkan) berkata, “Dan semua kemurkaan-Mu.” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wasallam menggunakan ungkapan yang mencakup semua kemurkaan.

            Kesepuluh, dari Ziyad bin Ilaqah, dari pamannya Radhiyallahu ‘Anhu dia berkata, biasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berdoa :

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلاَقِ وَالأَعْمَالِ وَالأَهْوَاءِ

“Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari kemungkaran-kemungkaran Akhlak, amal-amal, dan hawa nafsu.” (HR. At-Tirmidzi).

            Hadits ini mengandung permohonan dari tiga kemungkaran, yaitu:

  1. Kemungkaran- kemungkaran akhlak. Akhlak yang mungkar adalah sebab datangnya semua keburukan dan tertolaknya semua kebaikan.
  2. Kemungkaran- kemungkaran amal. Ia adalah dosa-dosa dan kemaksiatan. Sebagian ulama berkata, “Maksud dari akhlak adalah amal-amal batin, dan maksud dari amal adalah perbuatan- perbuatan yang lahir.”
  3. Kemungkaran- kemungkaran hawa nafsu. Hawa nafsulah yang menjerumuskan kepada keburukan. Lahir darinya segala penyelisihan dan penyimpangan.

Kesebelas, dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam biasa mengucapkan dalam doanya :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَمِلْتُ، وَمِنْ شَرِّ مَا لَمْ أَعْمَلْ

“Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang aku kerjakan dan keburukan yang belum aku kerjakan.” (HR. Muslim)

            Asy- Syaukani Rahimahullahu Ta’ala berkata, “ Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah memohon perlindungan dari keburukan amal-amalnya yang sudah dilakukan dan keburukan amal-amalnya yang akan dilakukan. Sebagaimana Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam –Dalam riwayat lain- berlindung dari keburukan perkara- perkara yang beliau ketahui dan keburukan urusan-urusan yang yang beliau tidak ketahui. Ini adalah pengajaran dari beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kepada umatnya untuk mereka teladani. Sebab pada dasarnya, semua perbuatan beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang terdahulu maupun yang datang kemudian adalah baik, tidak ada keburukan padanya. Begitu pula semua yang beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kerjakan, baik yang terdahulu maupun yang kemudian, maka beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dimudahkan untuknya, dan dilindungi dari keburukannya.”

Keburukan disebabkan oleh perbuatan hamba itu sendiri, Allah Ta’ala berfirman :

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy- Syura : 30).

Dan firman-Nya :

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya.” (QS. Al- Anfal : 25)

            Dengan permohonan perlindungan yang lengkap ini, sempurna pula Alhamdulillah, apa yang aku ingin kumpulkan dalam persoalan ini, Dan bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala segala pujian yang pertama dan terakhir, baginya kesyukuran yang lahir maupun batin.

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai, perbaikilah untukku pada keturunanku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri”. (QS. Al- Ahqaf : 15).

Dan firman-Nya :

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Ya Rabb Kami terimalah daripada Kami (amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al- Baqarah : 127)

            Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan keluarganya, serta sahabatnya semuanya.

 ( Tulisan ini diringkas dari buku Fiqih Doa dan Dzikir karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdil Muhsin Al- Badr Hafidzohullahu Ta’ala )

Cianjur, Komplek Masjid Al- Bayaan

Selasa, 8 Juni 2021 / 27 Syawal 1442 H

Muhamad Adi Firmanto

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

PALING POPULER