AL-MAULA (MAHA PELINDUNG)
MAKNA ALLAH AL-MAULA
Secara bahasa Al-Maula memiliki makna kedekatan sebagaimana Nabi memerintahkan untuk makan yang dekat terlebih dahulu.
يَا غُلَامُ سَمِّ اللَّهَ وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
“Wahai anakku, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Bukhari no. 5376 dan Muslim 2022)
Maula bisa bermakna orang yang membebaskan budak, dan dalam syariat Islam seorang maula dapat mewariskan budak harta bekas budak yang dia merdekakan. Sedangkan makna Al-Maula bagi Allah Subahanahu wa Ta’ala adalah Dzat Yang Maha Menolong, sebagaimana Allah berfirman:
هُوَ مَوْلاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ
Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong. (QS. Al-Hajj: 78)
DALIL PENETAPAN
ثُمَّ رُدُّوا إِلَى اللَّهِ مَوْلاهُمُ الْحَقِّ أَلا لَهُ الْحُكْمُ وَهُوَ أَسْرَعُ الْحَاسِبِينَ
Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaan–Nya. dan Dia–lah Pembuat perhitungan yang paling cepat. (QS. Al-An’am : 62)
DOA IBADAH
Allah Subahanahu wa Ta’ala adalah pelindung seluruh hamba-Nya dan Dia adalah sebaik-baik penolong. Sebagaimana Allah berfirman:
بَلِ اللَّهُ مَوْلاكُمْ وَهُوَ خَيْرُ النَّاصِرِينَ
tetapi (ikutilah Allah), Allah–lah Pelindungmu, dan Dia-lah Sebaik-baik penolong.( QS. Ali Imran : 150)
Dalam peperangan Uhud, Nabi Shallalahu alaihi wasallam dan para sahabat tertimpa kekalahan, dan Abu Sufyan berkata kepada para sahabat, “Apakah di tengah kalian ada Muhammad?” Nabi bersabda, “Jangan kalian Jawab”. Maka Abu Sufyan berkata “Kami memiliki Uzza dan kalian tidak memilikinya”. Maka Nabi Shallalahu alaihi wasallam memerintahkan untuk mengatakan “Allah adalah pelindung kami dan tidak ada pelindung bagi kalian”
DOA PERMOHONAN
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajarkan kepada kita sebuah doa dalam surat Al-Baqoroh, AllahSubahanahu wa Ta’ala berfirman:
رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْقَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَىالْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir.” (QS. Al-Baqoroh: 286)
Dan juga dalam surat At-Taubah Allah berfirman:
قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” (QS. At-Taubah: 51)
Diambil dari “An-Nahjul Asma” dan “Miracle of Asmaul Husna”
Oleh Muhammad Abu Alif di Cianjur, 17 Mar 2020