Rabu, November 27, 2024
spot_img
BerandaFiqih Do'a dan DzikirDOA NABI MUSA ALAIHI SALAM (2)

DOA NABI MUSA ALAIHI SALAM (2)

DOA NABI MUSA ALAIHI SALAM (2)

Diantara doa Musa AlaihiSalam, bahwa ketika Allah mengutusnya ke Fira’un dan kaumnya untuk mengajak mereka kepada Islam, maka dia berdoa kepada Rabbnya untuk membukakan baginya dalam menyampaikan risalah dan menjelaskan agama, sebagaimana firman Allah Ta’ala.

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ ۙ

Dia (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku,

وَيَسِّرْ لِيْٓ اَمْرِيْ ۙ

dan mudahkanlah untukku urusanku,

وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّنْ لِّسَانِيْ ۙ

dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,

يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ ۖ

agar mereka mengerti perkataanku,

وَاجْعَلْ لِّيْ وَزِيْرًا مِّنْ اَهْلِيْ ۙ

dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku,

هٰرُوْنَ اَخِى ۙ

(yaitu) Harun, saudaraku,

اشْدُدْ بِه اَزْرِيْ ۙ

teguhkanlah kekuatanku dengan (adanya) dia,

وَاَشْرِكْهُ فِيْٓ اَمْرِيْ ۙ

dan jadikanlah dia teman dalam urusanku,

كَيْ نُسَبِّحَكَ كَثِيْرًا ۙ

agar kami banyak bertasbih kepada-Mu,

وَّنَذْكُرَكَ كَثِيْرًا ۗ

dan banyak mengingat-Mu,

اِنَّكَ كُنْتَ بِنَا بَصِيْرًا

sesungguhnya Engkau Maha Melihat (keadaan) kami.” (Qs: Taha: 25-35)

Ini adalah doa agung pada momen yang agung. Sebagaimana dikatakan Al hafidz Ibnu Katsir, “ini adalah doa dari Musa Alaihi salam kepada Rabbnya Ta’ala untuk melapangkan baginya dadanya untuk apa yang dia diutus dengannya, karena Allah telah memerintahkan kepadanya perkara yang sangat agung dan urusan besar”. (Tafsir Ibnu Katsir, 5/276)

Doa untuk melapangkan dada memiliki urgensi besar dalam masalah ini. Hal itu karena doa adalah kekuatan yang bersifat maknawi. Nabi Allah Musa Alaihisalam menggunakannya sebagai bantuan untuk menunaikan tugas besar tersebut. Sebab tugas itu mengharuskan adanya kesabaran, menanggung kesulitan, menghadap kepada dakwah dengan tekad kuat dan semangat tinggi.

Adapun kesempitan dada dan kebosanan maka itu termasuk sebab-sebab kelemahan dan lemah semangat. Barangsiapa demikian keadaannya tidak layak untuk memberi hidayah bagi manusia dan mengajak mereka kepada Allah Ta’ala.

Seperti firman Allah kepada Nabi Muhammad Shallalahu Alaihi Aasalm.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.(Qs: Ali Imran: 159)

Disamping kesabaran jiwa dan kelapangan dada, perlu kemudahan dari Allah dan taufik-Nya. Oleh karena itu beliau berkata dalam doa ini, “dan mudahkan lah bagi ku urusan ku” Al hafidz Ibnu Katsir Rahimahullah berkata : “Yakni, jika Engkau tidak membantuku, menolongku, menguatkanku, dan memenangkanku, maka tidak ada bagiku kekuatan untuk hal itu”. (Tafsir Ibnu Katsir, 5/276)

Kemudian diantara sarana dakwah kepada Allah Ta’ala yang paling penting adalah kemampuan da’i untuk menjelaskan dan memberi pemahaman melalaui perkataan. Oleh karena itu, Musa Alaihisalam berdoa kepada Rabbnya agar membukakan atasnya hal itu, sebagaimana dalam firman-Nya, “Lepaskakan kekakuan dari lisanku, agar mereka memahami perkataanku”.

Lalu Musa Alaihisalam menutup doanya kepada Rabbnya dalam semua perkara ini dengan perkataannya “Sungguh Engkau Maha Melihat keadaan kami”, yakni Engkau mengetahui keadaan kami, kelemahan kami, ketidakberdayaan kami dan kebutuhan kami kepadaMu dalam semua urusan. Engkau lebih melihat tentang kami daripada diri-diri kami dan lebih penyayang. Maka anugerahkan kepada kami apa yang kami minta kepada-Mu dan kabulkan untuk kami doa kami kepada-Mu” (Tafsir Ibnu Sa’di, hal 587.)

Allah Ta’ala telah mengabarkan bahwa Dia telah mengabulkan doa nabi Musa Alaihisalam, memenuhi harapannya, meneguhkan kekuatannya, lalu dijadikan keunggulan serta kemenangan dan akibat terpuji.

 

( Tulisan ini diringkas dari buku Fiqih Doa dan Dzikir karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdil Muhsin Al- Badr Hafidzohullahu Ta’ala )

Cianjur, Komplek Masjid Al- Bayaan

Selasa, 1 Juli 2021.

Fitra Aryasandi, S.Ag.

 

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

PALING POPULER