asd
Rabu, Juli 24, 2024
spot_img
BerandaFiqih Do'a dan DzikirDOA NABI AYYUB ALAIHISALAM

DOA NABI AYYUB ALAIHISALAM

DOA NABI AYYUB ALAIHISALAM

              Diantara doa-doa Agung yang disebutkan didalam Al Qura’an adalah doa Nabi Ayyub Alaihiwasalam, sang penyabar dan mengharap pahala atas musibah yang menimpanya. Beliau telah menghadapi cobaan besar pada badannya, keluarga dan hartanya, hingga apa yang menimpa dirinya dijadikan permisalan untuk semua jenis cobaan.

              Namun semua ini tidaklah menambah baginya kecuali kesabaran, harapan pahala dan penyerahan diri kepada Allah Ta’ala dan ketundukan kepada-Nya untuk menyingkap apa yang menimpanya dari mudharat dan cobaan , sebab Dia tempat berlindung satu-satunya dan tempat berdoa pada saat susah dan senang.

Allah Ta’ala berfirman:

وَاذْكُرْ عَبْدَنَآ اَيُّوْبَۘ اِذْ نَادٰى رَبَّه اَنِّيْ مَسَّنِيَ الشَّيْطٰنُ بِنُصْبٍ وَّعَذَابٍۗ

Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya, “Sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana.”(QS: Shaad: 41)

Allah Ta’ala berfirman pada ayat yang lain:

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”.

(QS: Al Anbiya: 83)

              Beliau Alaihisalam tawasul kepada Allah Ta’ala dengan mengabarkan keadaan dirinya, bahwa mudharat telah mencapai pada tingkat yang sangat tinggi, dan dengan rahmat Allah Ta’ala yang sangat luas, dia pun menyeru Rabbnya.

              Ibnu Qayyim mengatakan: “Nabi Ayyub alaihiasalam telah mengumpulkan dalam doa ini antara hakikat tauhid dan menampakkan kefakiran serta kebutuhan kepada Rabbnya dengan adanya kecintaan yang besar pada-Nya” (Al Fawaid, hal: 394)

              Allah Ta’ala telah mengabulkan doa Nabi-Nya Ayyub Alaihisalam, oleh karena itulah Allah berfirman:

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ ۖ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَابِدِينَ

Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.

(Qs: Al Anbiya: 84)

Seorang mukmin dalam kehidupan di dunia ini senantiasa di hadapkan kepada cobaan. Bahkan disebutkan dalam Hadits dari Saad bin Abi Waqosh Radiyallahu Anhu dia berkata: “Aku berkata: Wahai Rasulullah, manusia manakah yang lebih keras cobaannya?” Beliau bersabda:

أَشَدُّ النَّاسِ بَلاَءً اْلأَنِبْيَاءُ ثُمَّ اْلأَمْثَلُ فَاْلأَمْثَلُ يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلٰى حَسًبِ ( وَفِي رِوَايَةٍ قَدْرِ ) دِيْنُهُ فَإِنْ كَانَ دِيْنُهُ صَلَبًا اِشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِي دِيْنِهِ رِقَةٌ اُبْتُلِيُ عَلٰى حَسَبِ دِيْنُهِ فَمَا يَبْرَحُ اْلبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتىٰ يَتْرُكَهُ يَمْشِيْ عَلَى اْلأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةُ .

              “Manusia yang paling dashyat cobaannya adalah para anbiya’ kemudian orang-orang serupa lalu orang-orang yang serupa. Seseorang itu diuji menurut ukuran (dalam suatu riwayat ‘kadar’) agamanya. Jika agama kuat, maka cobaannya pun dashyat. Dan jika agamanya lemah, maka ia diuji menurut agamanya. Maka cobaan akan selalu menimpa seseroang sehingga membiarkannya berjalan di muka bumi, tanpa tertimpa kesalahan lagi.” (HR: At-Tirmidzi)

              Barangsiapa diantara mereka yang ditimpa cobaan, merenungkan apa yang menimpa Nabi Ayyub Alaihisalam, niscaya dia mendapati dalam hal itu berupa hiburan dan pelajaran. Jika mereka melihat apa yang menimpanya dari cobaan berat, kemudian balasan yang diberikan Allah Ta’ala sesudah cobaan itu berlalu, lalu mereka mencermati sebab bagi hal itu, niscaya mereka mendapatinya adalah kesabaran, sehingga mereka menjadikannya tauladan dan panutan.

              Dalam kisah yang disebutkan Allah Ta’ala tentang doa nabi Ayyub Alaihisalam terdapat penjelasan bahwa diantara sebab paling besar datangnya kelapangan adalah doa beliau, menyerahkan urusan kepada-Nya, merendah untuk-Nya, dan menampakkan kebutuhan dihadapan-Nya.

( Tulisan ini diringkas dari buku Fiqih Doa dan Dzikir karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdil Muhsin Al- Badr Hafidzohullahu Ta’ala )

Cianjur, Komplek Masjid Al- Bayaan

Senin, 14 Juni 2021

Fitra Aryasandi, S.Ag

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

PALING POPULER