AL-WASI’ ( الواسع)
Yang Maha Luas
DALIL PENETAPAN
Nama Allah al-Wasi’ telah disebutkan oleh Allah dalam beberapa tempat di dalam Al-Qur’an diantaranya :
وَاللَّهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (٢٤٧)
“ Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha luas Pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 247)
MAKNA
Al-Wasi’ bermakna Allah Maha luas rahmat, karunia dan ilmu-Nya terhadap seluruh ciptaan-Nya, Maha luas untuk segala permintaan dan Maha luas kekayaan-Nya untuk seluruh kebutuhan hamba-hamba-Nya. ( The Miracle Of Asmaul Husna : 299 )
Menurut Imam Khattabi, Al-Wasi’ berarti yang kaya, yang luas kekayaan-Nya mencukupi kebutuhan hamba-hamba-Nya, dan yang luas rezeki-Nya meliputi segala makhluk-Nya. Dan keluasan menurut pengertian bahasa arab berarti juga kekayaan. Jika dikatakan, Allah memberi karena keluasan-Nya, maka artinya Allah memberi karena kekayaan-Nya. (Sya’n ad-Du’a : 72)
DO’A IBADAH
Beribadah kepada Allah yang berkaitan dengan nama al-Wasi’ diantaranya:
- Pengetahuan Allah besifat luas. Karena keluasan pengetahuan-Nya itulah, tak satupun yang tersembunyi dari-Nya semua yang ada dilangit dan dibumi, apakah itu benda-benda mati, hewan, tumbuhan, baik yang besar, maupun yang kecil, yang tampak jelas maupun yang tidak. Allah telah membuat beberapa perumpamaan yang dengan perumpamaan tersebut kita bisa mengenal keluasan ilmu-Nya. sebagaimana Allah firmankan :
وَلَوْ أَنَّمَا فِي الأرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ أَقْلامٌ وَالْبَحْرُ يَمُدُّهُ مِنْ بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَا نَفِدَتْ كَلِمَاتُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (٢٧)
“ Seandainya pohon-pohon dibumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta) ditambahkan kepadanya tujuh langit lagi sesudah karunia-Nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Bijaksana. (QS. Lukman : 27)
Dalam ayat yang lain Allah juga berfirman :
قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا (١٠٩)
“Katakanlah, ‘kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu pula.” (QS. Al-Kahfi: 109)
- Rahmat Allah sangat luas dan salah satu wujud dari luasnya rahmat Allah adalah kitab-kitab yang diturunkan kepada hamba-Nya dan para Rasul utusan yang menunjukan kepada kita jalan yang benar. Begitu juga rahmat-Nya berupa penciptaan , rezeki, dan makanan yang telah diberikan oleh Allah kepada kita. Maka rahmat Allah sangat luas mencakup segala sesuatu. Allah berfirman :
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ (١٥٦)
“…dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami”. (QS.Al-A’raaf: 156)
Selain rahmat-Nya yang bersifat luas, ampunan dan maaf Allah juga sangat luas. Luasnya ampunan Allah mencakup semua orang yang bertaubat dan kembali kepada Allah (inabah) dari dosa-dosa dan kesalahan yang telah dilakukannya, sebesar apapun dosa dan kesalahan tersebut. Sebagaimana firman Allah :
إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ (٣٢)
“…..Sesungguhnya Rabbmu Maha Luas ampunan-Nya…” (QS. An-Najm: 32)
- Syariat dan kebijaksanaan Allah juga sangat luas. Karena itu syariat yang Allah turunkan dapat menyelesaikan segala kebutuhan umat manusia. Allah meluaskan agama hamba-Nya, maka Allah mengangkat kesulitan dan meringankan apa yang memberatkan, seperti kesulitan dan keberatan yang dialami oleh orang-orang yang sakit, musafir, orang tua, dan orang-orang yang berada dalam udzur yang syar’I, maka Allah tidak membebani mereka kecuali sebatas kemampuan mereka. Allah berfirman :
لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا
“Allah tidak membebani setiap jiwa kecuali sebatas kemampuannya...” (QS. Al-Baqarah : 286)
- Salah satu pemberian Allah yang paling luas kepada hamba-hamba-Nya adalah kesabaran, baik kesabaran dalam beribadah, kesabaran dalam meninggalkan maksiat kepada Allah maupun kesabaran dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً هُوَ خَيْرٌ وَأَوْسَعُ مِنْ الصَّبْرِ
Barangsiapa yang menjaga kehormatan dirinya, niscaya Allah akan menjaga kehormatannya. Barangsiapa yang meminta kecukupan, niscaya Allah akan mencukupkannya. Barangsiapa yang berusaha sabar, niscaya Allah akan memberinya kesabaran. Tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Al-Bukhari : 1469 dan Muslim : 2471)
Maka sabar merupakan pemberian yang paling baik dan paling luas bagi seorang hamba karena beberapa alasan sebagaimana telah disebutkan oleh para ulama dalam menafsirkan hadis diatas. Dalam hal ini seperti yang disebutkan oleh Ibnu Hajar dan Ibnul Jauzi diantaranya:
- Karena balasan kesabaran tidak ada batasnya
- Karena seorang yang sabar berhasil menguasai diri dan hawa nafsunya, sehingga ia terkendali dari hal-hal yang dapat membahayakan
- Karena kedudukan orang yang sabar adalah kedudukan yang paling tinggi
- Karena sabar mencakup semua akhlak dan keadaan.
Oleh karena itulah penyebutan kata sabar mendahului kata shalat dalam firman-Nya :
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ (٤٥)
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. Al-Baqarah : 45)
DO’A PERMOHONAN
Diantara do’a permohonan yang menunjukan keluasan Allah adalah seperti yang diajarkan oleh nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana do’a yang dibutuhkan oleh mayit yaitu :
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَأَوْسِعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ
‘ Ya Allah, ampuni dia dan kasih sayangilah dia. Berilah keselamatan, Maafkan dan muliakan tempatnya. Lapangkanlah keadaannya. Basuhlah dengan air, salju, dan air embun. Bersihkanlah dari kesalahannya sebagaimana kain putih yang dibersihkan dari kotoran.” (HR. Muslim : 2276)
Demikian semoga bermanfaat. Washollallahu ‘Ala Nabiyina Muhammad wa ‘Ala Alihi wasohbihi wasallam.
Al-Bayaan Cianjur, 09 Sya’ban / 03 April 2020.
Penulis : Adep Baehaki, Lc
Sumber :
The Miracle Of Asmaul Husna Karya Muallifah
Sya’n Ad-Du’a Karya Abu Sulaiman Hamad ibn Muhammad Al-Khattabi
Fiqih Asmual Husna Karya Prof.Dr Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al’Abbad Al-Badr
Al-Asmaul Husna Karya Prof.Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar
ilmu yang bermanfaat 🙂