asd
Rabu, Juli 24, 2024
spot_img
BerandaPenjelasan Asmaul HusnaAL-AWWAL (Yang Maha Awal)

AL-AWWAL (Yang Maha Awal)

AL-AWWAL (Yang Maha Awal)

(Disebutkan dalam al-Qur’an: 1 kali)

هُوَ ٱلْأَوَّلُ وَٱلْءَاخِرُ وَٱلظَّٰهِرُ وَٱلْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

“Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu..” (QS. Al-Hadid: 3)

Al-Awwal berarti tidak ada sesuatu pun sebelum-Nya, sebagaimana yang ditafsirkan oleh Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa salam :

اللهم أنت الأول فليس قبلك شيء، وأنت الآخرفليس بعدك شيء، وأنت الظاهر فليس فوقك شنيء، وأنت األباطئ فليس دونك شيء.

“Ya Allah, Engkau-lah Yang Maha Awal, maka tidak sesuatu pun sebelum-Mu, Engkau-lah Yang Maha Akhir, maka tidak sesuatu pun setelah-Mu, Engkau-lah Yang Maha Tinggi, maka tidak sesuatu pun di atas-Mu, Engkau-lah Yang Maha Dekat, maka tidak ada sesuatu pun yang lebih dekat dari-Mu.” (HR.Muslim: 7064)

Al-Awwal nama yang menunjukan sifat Awaliyyah yaitu sifat awal bagi Allah, yang artinya tidak ada sesuatu pun sebelum Allah,karena Allah Yang menciptakan maka sebelum Allah tidak ada makhluk, Allah Yang menciptakan makhluk tersebut menjadi ada, sedangkan Allah senaniatasa ada.

Al-Awwal juga berarti Yang Maha Mendahului segala sesuatu, Dia-lah pemilik awal dari segala yang ada, dan tidak ada sesuatu pun sebelum-Nya atau bersama-Nya, dan segala sesuatu akan binasa kecuali wajah-Nya, Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa salam  bersabda:

كان الله، ولم يكن شيء غيره، وكان عرشهُ على الّمَاء

“Allah telah ada, dan tidak sesuatu pun yang ada selain-Nya, dan ‘Arsy-Nya di atas air.” (HR. Al Bukhari: 3191)

Beribadah dengan nama al-Awwal berarti harus melihat bahwa karunia dan rahmat-Nya mendahului segala nikmat duniawi dan ukhrawi, karena semua sebab dan akibat berpangkal dari Allah. Dia-lah yang mengawali seluruh kebaikan tanpa sesuatu pun dari hamba-Nya, maka Dia-lah yang menciptakan dan Dia pula yang membantu dan memberi, maka tidaklah layak menoleh kepada selain Allah, tidak boleh pula percaya dan bertawakkal kepada selain-Nya.

Beribadah dengan nama al-Awwal berarti harus mengetahui bahwa sesungguhnya Allah adalah satu-satunya llah bagi semua yang telah ada, dan semua yang akan ada, sehingga ia berpacu menjadi yang paling awal menuju Allah di dunia, agar ia menjadi yang paling awal menuju Surga di akhirat:

والسابقون السابقون  أوليك المقربون في جنات النعيم

“Dan orang yang paling dahulu beriman, mereka pula yang akan terdahulu masuk Surga, marekalah orang-orang yang didekatkan kepada Allah, berada dalam Surga yang penuh dengan kenikmatan.” (QS. Al-Waqi’ah: 10-12).

Awwaliyyah (sifat awal) dan Akhiriyyah (sifat akhir)-Nya meliputi masa (waktu) ‘sebelum’ dan ‘sesudah’. Setiap yang terdahulu (awal) ia berujung pada Awwaliyyah Allah, dan setiap akhir berujung kepada Akhiriyyah-Nya. Maka itu, Awwaliyyah Allah mendahului awal segala sesuatu, sedangkan Akhiriyyah Allah itu berarti kekekalan-Nya setelah (berakhirnya) segala sesuatu. Sehingga, Awwaliyyah dan Akhiriyyah ini meliputi segala awal dan segala akhir. Tidak ada sesuatu pun yang awal melainkan Allah  menjadi yang sebelumnya. Tidak ada sesuatu pun yang akhir melainkan Allah menjadi yang setelahnya. Dia adalah Allah Yang Awal, yang tiada sesuatu pun sebelum-Nya. Dialah Yang Akhir, yang tiada sesuatu pun sesudah-Nya. Ini adalah cakupan Allah (dengan kedua asma ini) dalam aspek waktu.

Pengetahuan Awwaliyyah Allah atas segala sesuatu, kesigapan-Nya dalam memberi karunia dan kebaikan, menuntut sikap merendahkan diri dan berlindung hanya kepada-Nya, tidak berpaling ke selain-Nya atau bertawakal kepada makhluk. Selain menuntut agar kita melepaskan diri dari ketergantungan pada sebab, alih alih bergantung pada pemberi nikmat sejati, yang karunia-Nya mendahului segala perantara dan sebab.

Berdo’a dengan nama Awwal seperti di sebutkan dalam hadist

اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَاْلإِنْجِيْلِ وَالْفُرْقَانِ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ. اَللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ اْلآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اِقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ

Allahumma robbas-samaawaatis sab’i wa robbal ‘arsyil ‘azhiim, robbanaa wa robba kulli syai-in, faaliqol habbi wan-nawaa wa munzilat-tawrooti wal injiil wal furqoon. A’udzu bika min syarri kulli syai-in anta aakhidzum binaa-shiyatih. Allahumma antal awwalu falaysa qoblaka syai-un wa antal aakhiru falaysa ba’daka syai-un, wa antazh zhoohiru fa laysa fawqoka syai-un, wa antal baathinu falaysa duunaka syai-un, iqdhi ‘annad-dainaa wa aghninaa minal faqri.

Artinya:

“Ya Allah, Rabb yang menguasai langit yang tujuh, Rabb yang menguasai ‘Arsy yang agung, Rabb kami dan Rabb segala sesuatu. Rabb yang membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah, Rabb yang menurunkan kitab Taurat, Injil dan Furqan (Al-Qur’an). Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau memegang ubun-ubunnya (semua makhluk atas kuasa Allah). Ya Allah, Engkau-lah yang awal, sebelum-Mu tidak ada sesuatu. Engkaulah yang terakhir, setelahMu tidak ada sesuatu. Engkau-lah yang lahir, tidak ada sesuatu di atas-Mu. Engkau-lah yang Batin, tidak ada sesuatu yang luput dari-Mu. Lunasilah utang kami dan berilah kami kekayaan (kecukupan) hingga terlepas dari kefakiran.” (HR. Muslim : 2713).

Penulis :

Haidar Andika

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

PALING POPULER