Jumat, April 26, 2024
spot_img
BerandaFiqih Do'a dan DzikirMAKNA TAKBIR DAN PENJELASAN KANDUNGANNYA

MAKNA TAKBIR DAN PENJELASAN KANDUNGANNYA

MAKNA TAKBIR DAN PENJELASAN KANDUNGANNYA

Takbir secara lafadz bahasa arab maknanya : Allah Maha Besar.

Adapun maknanya secara syariat adalah Mengagungkan Allah Ta’ala dengan cara kita harus meyakini bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala itu dzat yang paling besar, tidak ada satupun yang lebih besar dari-Nya. Segala sesuatu yang besar, di sisi Allah akan terasa kecil.

Semua Makhluk di hadapan Allah kecil, mereka tunduk kepada Allah, dan tidak berdaya dihadapan Allah Ta’ala.

Syekhulislam Ibnu Taimiyah berkata, “Takbir, maksudnya adalah ‘Allah’ bagi seorang hamba lebih besar dari segala sesuatu, saperti sabda beliau kepada Addi bin Hatim, ‘Wahai Addi, apa yang

membuatmu lari?

Apakah perkataan laa ilaaha illallah (tidak ada sembahan yang haq kecuali Allah) membuat engkau lari?

Apakah engkau tahu ada sembahan selain Allah?

Wahai Addi, apa yang mem-buatmu lari?

 Apakah perkataan Allahu Akbar membuat engkau lari?

Apakah engkau tahu ada sesuatu yang lebih besar daripada Allah?’

Maka hal ini membatalkan perkataan mereka yang menjadikan ‘akbar’ bermakna sangat besar.”(Al-fatawa,5/239)

Keagungan dan kebesaran dzat Allah, juga keagungan sifat-sifat-Nya adalah sesuatu yang tidak mungkin diliputi oleh akal manusia. Jangankan keagungan Allah, kebesaran para makhluk-Nya saja, terkadang kita kesulitan untuk meliputinya.

Di antara makhluk terbesar adalah ‘Arsy. Di atasnyalah Allah berada. Di dalam sebuah hadits, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerupakan ‘Arsy seperti kubah dan atap bagi alam ini yang terdiri dari langit dan bumi serta isinya. Di sini sangat jelas menunjukkan keagungan, kebesaran dan keluasan ‘Arsy. Bukan hanya lebih besar dari langit dan bumi, akan tetapi keluasannya tidak dapat dibayangkan oleh kita.  Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan,

“Tidaklah langit yang tujuh dibanding Kursi kecuali hanya seperti cincin yang diletakkan di padang pasir. Dan besarnya ‘Arsy dibandingkan dengan Kursi, seperti lebih besarnya suatu padang pasir dibanding sebuah cincin”. (HR. Ibn Abi Syaibah dalam Kitab al-‘Arsy dan dinyatakan sahih oleh al-Albany)

Seharusnya seorang muslim mau merenungkan betapa besarnya langit dibanding bumi, betapa agungnya tahta Kursi dibanding langit, dan betapa agungnya ‘Arsy dibanding tahta Kursi. Akal tidak akan sanggup menjangkau keberadaan dan tata cara semua itu. Padahal mereka hanyalah makhluk. Lalu bagaimana dengan keagungan Allah yang menciptakan semua itu?

Keagungan dan kebesaran Allah dan sifat-sifat-Nya jelas terlampau besar untuk bisa diliputi oleh akal pikiran manusia yang paling hebat sekalipun. Karena itu ada sebuah hadits yang melarang untuk membayangkan hakikat dzat Allah, sebab semua akal dan pikiran pasti tidak akan mampu menjangkaunya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

“Bayangkanlah keagungan makhluk-makhluk Allah dan jangan membayangkan dzat Allah”. (HR. Al-Lalaka’i dalam Syarah al-I’tiqad dan dinilai hasan oleh al-Albany)

Apabila hati seorang muslim dapat merasakan akan kebesaran makhluk seperti langit, bumi, ‘Arsy dan sebagainya, kemudian timbul dalam hatinya rasa ketidakmampuan memikirkan dan menjangkau semua itu; maka akan muncul pengetahuan ketiga yakni kebesaran dan keagungan Tuhan yang menciptakan makhluk-makhluk tersebut, yang tidak mungkin dapat diliputi serta dicerna oleh akal pikiran. Allah berfirman, “Katakanlah, ‘Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan tidak mempunyai penolong (untuk menjaga-Nya) dari kehinaan dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya”. (QS. Al-Isra : 111)

Albersabda Besar dengan sebenar-benarnya, segala pujian bagi Allah sebanyak-banyaknya dan Maha Suci Allah.

Penulis

Haidar Andika

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

PALING POPULER