Rabu, Januari 22, 2025
spot_img
BerandaFiqih Do'a dan DzikirDOA- DOA LENGKAP DARI SUNNAH NABAWIYAH (4)

DOA- DOA LENGKAP DARI SUNNAH NABAWIYAH (4)

DOA- DOA LENGKAP DARI SUNNAH NABAWIYAH (4)

Ketujuh, dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha , bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajarinya doa berikut ini,


اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ، عَاجِلِهِ وَآَجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ، وَمَا لَمْ أَعْلَمْ، اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ، اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ ، وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قضيتَه لِي خَيْرًا

“Ya Allah, sungguh aku meminta kepada-Mu berupa kebaikan seluruhnya, yang sekarang (dunia) dan yang akan datang (akhirat), apa- apa yang aku ketahui darinya dan apa- apa yang aku tidak tahu, dan aku berlindung dengan-Mu dari keburukan seluruhnya, yang sekarang (dunia) dan yang akan datang (akhirat), apa- apa yang aku ketahui darinya dan apa- apa yang aku tidak tahu. Ya Allah, sungguh aku meminta kepada-Mu berupa kebaikan yang diminta kepada-Mu oleh  hamba-Mu dan nabi-Mu, dan aku berlindung dengan-Mu dari apa yang berlindung darinya hamba-Mu dan nabi-Mu. Ya Allah, sungguh aku mohon kepada-Mu surga dan apa yang mendekatkan kepadanya berupa perkataan dan amalan, dan aku berlindung dengan-Mu dari neraka dan apa yang mendekatkan kepadanya berupa perkataan dan amalan, dan aku mohon kepada-Mu untuk menjadikan setiap keputusan yang Engkau putuskan untukku sebagai kebaikan.” Diriwayatkan Ibnu Majah dan Al-Bukhari di kitab Al-Adab Al-Mufrad.

Dalam riwayat Bukhari dalam kitab Al-Adab Al-Mufrad, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Wahai Aisyah, ambillah rangkuman doa dan kumpulannnya.” Dia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah rangkuman doa dan kumpulannya?” Beliau bersabda, “Ucapkanlah, Ya Allah, sungguh aku meminta kepada-Mu kebaikan seluruhnya….” Hingga akhir doa.

Ash-Shan’ani Rahimahullahu Ta’ala berkata, “Didalamnya terdapat faidah bahwa sepantasnya bagi seseorang mengajari keluarganya sebaik-baik doa, kerena setiap kebaikan yang mereka raih juga untuknya, sebagaimana setiap keburukan yang menimpa mereka juga mudharat atasnya.”

Kedelapan, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam biasa berdoa:

اللَّهُمَّ أصْلِحْ لِي دِيْنِيَ الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي ، وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي ، وَأَصْلِحْ لِي آخِرتِي الَّتي فِيهَا مَعَادِي ، وَاجْعَلِ الحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ ، وَاجْعَلِ المَوتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ.

“Ya Allah, perbaiki untukku agamaku yang ia adalah pegangan urusanku, dan perbaiki untukku duniaku yang padanya kehidupanku, dan perbaiki untukku akhiratku yang padanya tempat kembaliku, dan jadikan kehidupan ini sebagai tambahan bagiku pada setiap kebaikan, dan jadikan kematian sebagai istirahat bagiku dari setiap keburukan.”

Lafadz, “Ya Allah, perbaiki untukku agamaku” yakni, berilah aku taufiq untuk menegakkan kewajiban-kewajiban agama, adab-adabnya, dan konsekuensi-konsekuensinya dalam bentuk paling sempurna dan lengkap.

Lafadz, “Yang ia adalah pegangan urusanku” yakni apa yang aku jadikan pegangan dalam semua urusanku, sebagaimana firman Allah Ta’ala “Dan peganglah oleh kamu tali Allah semuanya dan jangan bercerai-berai.” (Ali Imran: 103). Sedangkan menyia-nyiakan agama merupakan kekacauan semua urusan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala :

وَلا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا

“Dan janganlah kamu taati siapa yang Kami lalaikan hatinya dari dzikir kepada Kami dan mengikuti hawa nafsunya dan keadaannya adalah melampaui batas.” (Al-Kahfi: 28)

Lafadz, “Dan perbaiki untukku duniaku” yakni memberikan kecukupan pada apa yang dibutuhkan kepadanya. Yaitu yang halal dan membantunya untuk taat kepada Allah Ta’ala.

Lafadz,  “Yang padanya kehidupanku” yakni padanya tempat kehidupanku dan waktu hayatku. Dimana seseorang tidak akan meninggal hingga disempurnakan rizkinya.

Lafadz, “Dan perbaiki untukku akhiratku” kebaikannya adalah dengan kelembutan dari Allah Ta’ala dan taufik dari-Nya untuk ikhlas dalam ketaatan dan pengakhiran yang baik serta keberuntungan meraih nikmat yang kekal di surga.

Lafadz, “Yang padanya tempat kembaliku”

لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى

            “Agar Dia memberi balasan orang-orang berbuat buruk dengan sebab yang mereka kerjakan, dan memberi balasan orang-orang berbuat kebaikan dengan kebaikan.” (An-Najm: 31)

Lafadz, “ Dan jadikan kehidupan ini sebagai tambahan bagiku pada setiap kebaikan” yakni jadikan panjangnya umurku sebagai kesempatan dan sebab bagiku untuk mengerjakan kebaikan yang berupa perkataan dan perbuatan.

Lafadz, “ Dan jadikan kematian sebagai istirahat bagiku dari setiap keburukan.” Yakni dari fitnah-fitnah, ujian-ujian, dan cobaan-cobaan yang berupa kemaksiatan dan kelalaian. Kita memohon kepada Allah Ta’ala Yang Maha Mulia berupa karunia-Nya.

( Tulisan ini diringkas dari buku Fiqih Doa dan Dzikir karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdil Muhsin Al- Badr Hafidzohullahu Ta’ala )

Cianjur, Komplek Masjid Al- Bayaan

Selasa, 2 Maret 2021 / 18 Rajab 1442 H

Muhamad Adi Firmanto

ARTIKEL TERKAIT

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

PALING POPULER