asd
Rabu, Juli 24, 2024
spot_img
BerandaFiqih Do'a dan DzikirBACAAN YANG DIUCAPKAN ORANG YANG MENDENGAR ADZAN

BACAAN YANG DIUCAPKAN ORANG YANG MENDENGAR ADZAN

BACAAN YANG DIUCAPKAN ORANG YANG MENDENGAR ADZAN

Adzan adalah panggilan untuk shalat dan pemberitahuan masuknya waktu shalat menggunakan lafadz-lafadz khusus nash-nash yang sangat banyak dalam Sunnah Nabi Shallalahu Alaihi Wasalam yang mulia, dimana semuanya menunjukan keutamaannya, agungnya kedudukannya, banyaknya manfaat serta faidahnya. Sama saja atas orang yang beradzan sendiri atau atas orang yang mendengar seruan adzan.

Diantara keutamaannya adalah:

  1. Bersaksi atas hal itu pada hari kiamat.

Rasulullah Shallalahu Alaihi Wasalam bersabda:

لاَ يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلاَ إِنْسٌ وَلاَ شَىْءٌ إِلاَّ شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Tidaklah suara azan yang keras dari yang mengumandangkan azan didengar oleh jin, manusia, segala sesuatu yang mendegarnya melainkan itu semua akan menjadi saksi pada hari kiamat.” (HR. Bukhari).

Pada hadits terdapat petunjuk bahwa semua yang mendengar suara orang adzan dari kalangan manusia, jin, pepohonan, bebatuan, hewan-hewan, niscaya bersaksi atasnya dengan hal itu pada hari kiamat.

  1. Setan akan lari terbirit-birit.

Rasulullah Shallalahu Alaihi Wasalam bersabda:

إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لَا يَسْمَعَ التَّأْذِينَ فَإِذَا قَضَى النِّدَاءَ أَقْبَلَ حَتَّى إِذَا ثُوِّبَ بِالصَّلَاةِ أَدْبَرَ حَتَّى إِذَا قَضَى التَّثْوِيبَ أَقْبَلَ حَتَّى يَخْطِرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ يَقُولُ اذْكُرْ كَذَا اذْكُرْ كَذَا لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لَا يَدْرِي كَمْ صَلَّى

Apabila dikumandangkan seruan (adzan) untuk shalat , maka setan pergi sambil mengeluarkan suara kentut hingga tidak mendengar adzan ,apabila seruan (adzan)telah selesai ia pun kembali,hingga apabila dikumandangkan qamat untuk salat maka syetan pergi. Apabila qamat telah selesai, ia pun kembali hingga membisikkan diantara seseorang dengan dirinya, ia berkata ingatlah ini….ingatlah ini……sesuatu yang sebelumnya tidak pernah diingat oleh orang itu—hingga seseorang tidak tahu berapa rakaat ia telah melakukan salat. (HR Bukhari)

Hadits diatas menunjukan bahwa adzan bisa mengusir setan. Apabila setan mendengarnya, maka dia akan kembali sampai tidak mendengar adzan. Setan ketika mendengar adzan maka ia lari dari mendengarkannya. Apabila adzan telah selesai,niscaya setan kembali memberi was-was untuk merusak shalat seseorang.

  1. Dijanjikan surga bagi yang menjawab adzan.

Rasulullah Shallalahu Alaihi Wasalam bersabda:

إِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ فَقَالَ أَحَدُكُمُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ. ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ قَالَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ. ثُمَّ قَالَ حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ قَالَ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ. ثُمَّ قَالَ حَىَّ عَلَى الْفَلاَحِ قَالَ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ. ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ. ثُمَّ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Rasulullah Shallalahu Alaihi Wasalam bersabda: Apabila muadzdzin mengucapkan Allahu Akbar Allahu Akbar lalu salah seorang di antaramu mengucapkan Allahu Akbar Allahu Akbar; kemudian ketika muadzdzin mengucapkan Asyhadu alla ilaha illal-‘Llah ia juga mengucapkan Asyhadu alla ilaha illal-‘Llah; kemudian ketika muadzdzin mengucapkan Asyhadu anna Muhammadar-rasulul-‘Llah ia juga mengucapkan Asyhadu anna Muhammadar-rasulul-‘Llah; kemudian ketika muadzdzin mengucapkan Hayya ‘alas-shalah ia mengucapkan La haula wa la quwwata illa bil-‘Llah; kemudian ketika muadzdzin mengucapkan Hayya ‘alal-falah ia mengucapkan La haula wa la quwwata illa bil-‘Llah; kemudian ketika muadzdzin mengucapkan Allahu Akbar (2x) lalu ia mengucapkan  Allahu Akbar (2x); kemudian  ketika muadzdzin mengucapkan La ilaha illal-‘Llah ia juga mengucapkan La ilaha illal-‘Llah; (semuanya) dari dalam hatinya, pasti ia akan masuk surga (HR Muslim)

Hadits ini mengandung keutamaan mendengar adzan dan mengulangi kalimat-kalimatnya bersama muadzin yaitu mengucapkan sama seperti yang diucapkan mu’adzin dalam semua kalimat-kalimatnya, kecuali perkataan ‘’Marilah menuju shalat… Marilah menuju kemenangan’’ maka diucapkan sebagai ganti keduanya ‘’Tidak ada upaya dan kekuatan kecuali dari Allah’’

Disukai bagi seorang muslim ketika selesai adzan untuk bershalawat kepada Rasulullah Shallalahu Alaihi Wasalam dan meminta kepada Allah Ta’ala wasilah untuknya. Barangsiapa yang memintakan wasilah untuk beliau Shallalahu Alaihi Wasalam niscaya halal baginya syafaat dari beliau.

Rasulullah Shallalahu Alaihi Wasalam bersabada:

إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَىَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِىَ الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِى الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِى إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِىَ الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ

Apabila kalian mendengar muadzdzin adzan maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan muadzdzin. Kemudian bershalawatlah untukku (tanpa dikeraskan), karena siapa yang bershalawat untukku satu kali niscaya Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Kemudian mintakanlah untukku wasilah (berdo’a Allahumma rabba hadzihid-da’watit-tammah…), karena dia merupakan satu tempat di surga yang tidak layak diberikan kecuali kepada seorang hamba yang istimewa, dan aku berharap akulah hamba itu. Maka siapa yang memintakan wasilah untukku ia pasti akan mendapatkan syafa’at.” (HR Muslim)

Kemudian sungguh bagi seorang Muslim sesudah itu hendaknya berdoa kepada Allah Ta’ala untuk dirinya apa yang dia kehendaki berupa kebaikan dunia dan akhirat. Hal itu karena keadaan ini termasuk diantara keadaan-keadaan dikabulkannya doa.

Rasulullah Shallalahu Alaihi Wasalam bersabda:

لَا يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ

“Doa itu tidak tertolak (jika dipanjatkan di antara) adzan dan iqamah.” (HR. Abu Dawud)

 

( Tulisan ini diringkas dari buku Fiqih Doa dan Dzikir karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdil Muhsin Al- Badr Hafidzohullahu Ta’ala )

 

Cianjur, Komplek Masjid Al- Bayaan

Senin, 17 Mei 2022/ 17 Syawwal 1443

Fitra Aryasandi, S.Ag

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

PALING POPULER