asd
Rabu, Juli 24, 2024
spot_img
BerandaPenjelasan Asmaul HusnaAR-RAHIIM (DZAT YANG PENYAYANG)

AR-RAHIIM (DZAT YANG PENYAYANG)

AR-RAHIIM (DZAT YANG PENYAYANG)

(Disebutkan dalam al-Qur’an: 141 kali)

وَإِلَـٰهُكُمۡ إِلَـٰهࣱ وَ ٰحِدࣱۖ لَّاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحۡمَـٰنُ ٱلرَّحِیمُ

“Tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 163)

Ar-Rahim dan ar-Rahman sama-sama diambil dari kata “rahmat” namun ar-Rahman lebih kuat (secara mubalaghah) dari ar-Rahim, dimana ar-Rahman meliputi seluruh ciptaan, sementara ar-Rahim menurut sebagian pendapat hanya khusus bagi orang-orang beriman saja.

Allah berfirman:

وكان بالؤمينين رحيما

“.. Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.”(QS. Al-Ahzab: 43)

Sebagian pendapat lain menyatakan bahwa ar-Rahman adalah sifat dzat bagi Allah dan ar-Rahim adalah sifat perbuatan bagi Allah.

Hendaknya seorang hamba memiliki sifat kasih sayang (rahmat) sebagai harapan dan permintaan untuk mendapatkan rahmat Allah. Maka bagiannya dari rahmat Allah disyaratkan dengan kasih sayangnya kepada orang-orang di sekelilingnya,

sebagaimana Nabi mensyaratkan hal itu:

لا يرحم الله من لا يحم الناس۔

“Allah tidak menyayangi orang-orang yang tidak menyayangi manusia.” (HR. Al-Bukhari: 7376)

Sungguh seorang pelacur diampuni dosanya,karena kasih sayangnya kepada seekor anjing yang kehausan, lalu ia memberinya minum dengan sepatunya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Ketika seorang laki-laki sedang berjalan, dia merasakan kehausan yang sangat, lalu dia turun ke sumur dan minum. Ketika dia keluar, ternyata ada seekor anjing sedang menjulurkan lidahnya menjilati tanah basah karena kehausan. Dia berkata, ‘Anjing ini kehausan seperti diriku.’ Maka dia mengisi sepatunya dan memegangnya dengan mulutnya, kemudian dia naik dan memberi minum anjing itu. Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuninya.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kita bisa meraih pahala dari binatang?” Beliau menjawab, “Setiap memberi minum pada hewan akan mendapatkan ganjaran.” (HR. Bukhari no. 2363 dan Muslim no. 2244)

sebagaimana seorang wanita yang lain masuk neraka karena seekor kucing yang dikurungnya tanpa makanan dan minuman.

Dari Abdullah ibn Umar radhiyallahu ‘anhu: Bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

Seorang wanita disiksa disebabkan mengurung seekor kucing hingga mati kelaparan lalu wanita itupun masuk neraka.
Dia (Ibn Umar) berkata: Beliau bersabda:

Dan Allah Maha Mengetahui engkau tidak memberinya makan, engkau juga tidak memberinya minum ketika engkau mengurungnya, dan engkau juga tidak membiarkannya berkeliaran sehingga dia dapat memakan serangga tanah.(HR.Bukhori :2192)

Dan sebelum seseorang menyayangi orang lain, hendaklah dia menyayangi dirinya terlebih dahulu, saat ia, misalnya menjalani musibah, krisis dan kesedihan, maka hendaklah ia tidak meninggalkan keimanannya terhadap adanya rahmat Allah, agar ia tidak terjerumus ke dalam perangkap kesesatan syaithan dengan jalan bunuh diri, misalnya, Allah berfirman:

وَلَا تَقۡتُلُوۤا۟ أَنفُسَكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُمۡ رَحِیمࣰا

.. Dan janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri, karena sesungguhnya Allah menyayangi kalian.” (QS. An-Nisa’: 29)

Do’a-do’a memohon rahmat dalam al-Qur’an dan as-Sunnah sangatlah banyak untuk dihitung, maka hendaklah seseorang memohon rahmat setiap saat dan di setiap keadaan.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala

وَقُل رَّبِّ ٱغۡفِرۡ وَٱرۡحَمۡ وَأَنتَ خَیۡرُ ٱلرَّ ٰ⁠حِمِینَ

Dan katakanlah (Muhammad), “Ya Tuhanku, berilah ampunan dan (berilah) rahmat, Engkaulah pemberi rahmat yang terbaik.”[Surat Al-Mu’minun 118]

Dalam keadaan sulit, hendaklah berharap akan kasih sayang Allah.beliau bersabda:

دَعَوَاتُ الْمَكْرُوبِ: اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو، فَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِى طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ

“Do’a orang yang sedang susah: ‘Allaahumma rahmataka arjuu falaa takilnii ilaa nafsii tharfata ‘ain, wa ashlih lii sya’nii kullahu,laa ilaaha illaa Anta (Ya Allah, aku mengharapkan rahmat-Mu, maka janganlah Engkau serahkan urusanku kepada diriku sendiri meski hanya sekejap mata; perbaikilah seluruh urusanku, tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau).” (HR.Abu Daud)

Penulis:

Haidar Andika

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

PALING POPULER