An-Nashiir (النصير)
Yang Maha Penolong
Nama An-Nashir Disebutkan 4 kali di dalam Al-Qur’an, diantaranya dalam firman Allah ta’ala:
وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِأَعْدَائِكُمْ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ وَلِيًّا وَكَفَىٰ بِاللَّهِ نَصِيرًا
“Dan Allah lebih mengetahui (dari pada kamu) tentang musuh-musuhmu. dan cukuplah Allah menjadi pelindung (bagimu). dan cukuplah Allah menjadi penolong (bagimu).” (QS. An-Nisa [4] : 45)
An-Nashir artinya yang memberi kemenangan untuk hamba-Nya, yang menjamin pertolongan dan pembelaan bagi wali-Nya. Kemenangan hanya terwujud atas pertolongan-Nya; dan anugrah-Nya. Pemenang hakiki adalah orang yang ditolong Allah. Sebab, tak ada penolong bagi hamba kecuali Allah subhanahu wata’ala, tak ada penjaga bagi manusia kecuali dia. Allah ta’ala berfirman:
وَمَا النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِندِ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ…
“…Dan tidak ada kemenangan itu, selain dari Allah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 126)
Makna An-Nashir Berarti yang bisa dipercayai, karna tidak akan meninggalkan yang dicintainya dan tidak akan menghinakannnya, maka dia menolong kaum mukminin atas musuh-musuh mereka. (Asrarul asma, hal 210)
Al-Hulaimi berkata : (الناصر) An-Naashir ialah yang memudahkan untuk mengalahkan Dan (An-Nashiir) yang dipercayai karena tidak akan membiarkan walinya dan menghinakannya. (An-Nahjul Asna hal 320)
Do’a ibadah :
- Allah Adalah sumber pertolongan yang sesungguhnya :
وَمَا النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِندِ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
“..dan agar tenteram hatimu karenanya. dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali ‘Imran : 126)
- Maka secara muthlak pertolongan hanyalah milik-Nya, ketika seseorang diberi pertolongan oleh Allah maka tidak ada yang bisa mengalahkannya
إِن يَنصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ ۖ وَإِن يَخْذُلْكُمْ فَمَن ذَا الَّذِي يَنصُرُكُم مِّن بَعْدِهِ ۗ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
“jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.” (QS. Ali ‘Imran : 160)
- Allah An-Nashiir adalah yang menolong para Nabi dan Rasul dan orang-orang yang beriman, di dunia dan di akhirat
إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ
“Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat),” (QS. Ghafir : 51)
- Allah mensyaratkan bagi Orang-Orang yang mencari pertolongan-Nya agar mereka juga “menolong Allah”
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad : 7)
Pertolongan seorang hamba untuk Allah adalah dengan menolong agama Allah, mencitai Rasul-Nya dan berbuat sesuai dengan keridhaannya, maka Allah akan menolong dan membantunya, karena balasan dengan perbuatan. (Asrarul asma, hal. 10)
Do’a Permohonan :
- Do’a kaum Thalut ketika di tengah mereka ada Nabi Dawud saat mereka menghadapi jalut adalah :
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Ya Tuhan Kami, tuangkanlah kesabaran atas diri Kami, dan kokohkanlah pendirian Kami dan tolonglah Kami terhadap orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah : 250)
- Surat al-Baqarah ditutup dengan permohonan pertolongan kaum mukminin kepada Allah
أَنتَ مَوْلَانَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
“Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir.” (QS. Al-Baqarah : 286).
- Ditengah bumi pertempuran, Rasulullah shallallahu alihi wasallam selalu berdo’a :
اللَّهُمَّ أَنْتَ عَضُدِيْ وَنَصِيْرِيْ بِكَ أَحُوْلُ وَبِكَ أَصُوْلُ وَبِكَ أُقَاتِلُ
“Ya Allah, Engkau-lah sandaran dan penolong-ku, hanya dengan-Mu aku dapat berbuat, hanya dengan-Mu aku maju dan hanya dengan-Mu aku berperang.” (HR. Abu Dawud 2632).
_____________
[1] Asrarul asma, hal 210
[2] An-Nahjul Asna hal 320
[3] Asrarul asma, hal. 10
Oleh: Rahman Afandi Lc
Izin coppas sebagian inti bahasan untuk khutbah Jum’at, syukron
Jazakumullah khoiron