asd
Rabu, Juli 24, 2024
spot_img
BerandaFiqih Do'a dan DzikirDOA KETIKA BERKENDARA DAN MELAKUKAN PERJALANAN

DOA KETIKA BERKENDARA DAN MELAKUKAN PERJALANAN

DOA KETIKA BERKENDARA DAN MELAKUKAN PERJALANAN

Anjuran untuk membaca doa ketika berkendara dan melakukan perjalanan

Sarana transportasi manusia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Apabila di zaman dahulu manusia melakukan perjalanan dengan menggunakan hewan tunggangan dan kapal saja, maka sekarang begitu banyak pilihan sarana transportasi yang menyajikan segala kenyamanan dan kemudahan bahkan kecepatan. Semua itu merupakan kemudahan dari Allah Subhanahu wata’ala kepada hamba-hambaNya agar mereka bersyukur kepada Allah, maka bagaimana mungkin seorang muslim melupakan Dzat yang telah memberikan segala kemudahan dalam perjalanan ketika dia menaiki kendaraanya.

Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tak luput mengajarkan kepada umatnya untuk selalu membaca doa dan berdzikir ketika melakukan perjalanan.

وَالَّذِي خَلَقَ الأزْوَاجَ كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْفُلْكِ وَالأنْعَامِ مَا تَرْكَبُونَ (١٢)لِتَسْتَوُوا عَلَى ظُهُورِهِ ثُمَّ تَذْكُرُوا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ إِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُولُوا سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ (١٣)وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ (١٤)

Dan yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi. Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan: “Maha suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi Kami Padahal Kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan Sesungguhnya Kami akan kembali kepada Tuhan kami”. (QS. Az-Zukhruf: 12-14)

Doa bepergian – Redaksi pertama

Diriwayatkan dari ‘Ali bin Rabi’ah, ia berkata :

Aku melihat ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, dibawakan kendaraan untuk ia kendarai

  • Ketika ia meletakkan kakinya di kendaraan tersebut, ia berkata: [Bismillaah],
  • Dan ketika telah lurus di atasnya, ia mengucapkan: [Alhamdulillaah] Segala puji milik Allah,
  • Kemudian membaca: [Subhaanalladzii sakhkhara lanaa haadzaa wamaa kunnaa lahuu muqriniin] Mahasuci Allah yang telah mendundukkan kendaraan ini bagi kami, tidaklah kami mampu menundukkannya, dan sungguh kami kelak kembali kepada-Nya,
  • Setelah itu mengucapkan : [Alhamdulillaah 3x],
  • Kemudian mengucapkan [Allaahu Akbar 3x],
  • lalu berdo’a : [Subhaanaka laa ilaaha illaa anta qad zhalamtu nafsi faghfirlii] Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku telah menzhalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku,

Kemudian ia (‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu) tertawa.

Aku bertanya : Wahai Amirul Mukminin, apa yang membuatmu tertawa?

Ia (‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu) menjawab: Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan seperti apa yang aku lakukan, kemudian beliau tertawa, aku bertanya: “Wahai Rasulullah, apa yang membuatmu tertawa?”. Beliau menjawab: “Sesungguhnya Rabb-mu Tabaaraka wa Ta’ala merasa takjub dari hamba-Nya jika ia berkata: Ampunilah dosa-dosaku, dan Dia berfirman: Hambaku tahu bahwa tidak ada yang mengampuni dosa selain Aku”. (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi)

Doa bepergian – Redaksi kedua

Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiallahu’anhuma, ia berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اسْتَوَى عَلَى بَعِيرِهِ خَارِجًا إِلَى سَفَرٍ، كَبَّرَ ثَلَاثًا، ثُمَّ قَالَ: سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا، وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ، اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا، وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ، وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ، وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ، وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam ketika naik ke untanya untuk pergi safar

  • Beliau bertakbir 3x
  • Kemudian mengucapkan: [Subhaanalladzi sakhkhoro lanaa hadza wa maa kunna lahu muqrinin. Wa innaa ila robbinaa lamunqolibuun. Allahumma innaa nas’aluka fi safarinaa hadza al birro wat taqwa wa minal ‘amali ma tardhoa. Allahumma hawwin ‘alainaa safaronaa hadza, wathwi ‘annaa bu’dahu. Allahumma antash shoohibu fis safar, wal kholiifatu fil ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsaa-is safari wa ka-aabatil manzhori wa suu-il munqolabi fil maali wal ahli] Maha Suci Allah yang telah menundukkan kendaraan ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. Ya Allah kami memohon kebaikan dan ketaqwaan dalam safar kami dan keridhaan dalam amalan kami. Ya Allah mudahkanlah safar kami ini. Lipatlah jauhnya jarak safar ini. Ya Allah Engkaulah yang menyertai kami dalam safar ini, dan pengganti yang menjaga keluarga kami. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan safar ini, dari pemandangan yang menyedihkan, serta dari tempat kembali yang buruk baik dalam perkara harta dan perkara keluarga.
  • Ketika pulang terdapat tambahan:

آيبونَ تائبونَ عابدون، لربِّنا حامدون

  • [Aayibuuna taa-ibuuna ‘aabiduuna lirobbinaa haamiduuna] Kami kembali, dalam keadaan bertaubat dan menyembah kepada Rabb kami, dan memuji-Nya. (HR. Muslim)

Doa ketika menanjak atau menurun

Diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan:

كُنَّاإِذَاصَعَدْنَاكَبَّرْنَا،وَإِذَانَزَلْنَاسَبَّحْنَا

  • Apabila kami melewati jalanan naik kami membaca takbir [Allahuakhbar], Allah Maha Besar
  • Dan apabila kami melewati turunan kami membaca tasbih [Subhanallah]. Maha Suci Allah. (HR. Al-Bukhari)


Doa ketika berpisah dengan orang yang akan bepergian

Dari Salim bahwa Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu dahulu berkata kepada seseorang yang akan melakukan safar:

ادْنُ مِنِّي أُوَدِّعْكَ كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوَدِّعُنَا ، فَيَقُولُ : أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ

“Mendekatlah kepadaku, aku akan meninggalkanmu sebagaimana dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan kami, beliau bersabda [Astaudi’ullaha dinaka, wa amanataka, wa khawatima ‘amalika]Aku menitipkan kepada Allah agamamu, amanahmu dan penutup amalmu”. (HR. Tirmidzi)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُسَافِرَ فَأَوْصِنِي قَالَ عَلَيْكَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالتَّكْبِيرِ عَلَى كُلِّ شَرَفٍ فَلَمَّا أَنْ وَلَّى الرَّجُلُ قَالَ اللَّهُمَّ اطْوِ لَهُ الْأَرْضَ وَهَوِّنْ عَلَيْهِ السَّفَرَ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa seseorang berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku ingin bersafar, maka berilah aku wasiat. Beliau berkata:
“Hendaknya engkau bertakwa kepada kepada Allah, dan bertakbir pada tempat tinggi.”
Kemudian tatkala orang tersebut telah berpaling beliau mengatakan: [Allahummathwi lahul ardha wahawwin ‘alaihis safara] Ya Allah, dekatkanlah jarak bumi, dan ringankanlah perjalanannya.

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

  جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُرِيدُ سَفَرًا فَزَوِّدْنِي قَالَ: زَوَّدَكَ اللَّهُ التَّقْوَى ، قَالَ زِدْنِي قَالَ: وَغَفَرَ ذَنْبَكَ ، قَالَ زِدْنِي بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي قَالَ: وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ

Telah datang seorang laki-laki kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya bersabda: “Wahai Rasulullah, sungguh saya ingin melakukan safar maka berikanlah kepadaku bekal perjalanan, beliau bersabda: [Zawwadakallahut taqwa]Semoga Allah memberikan bekal taqwa kepadamu”. Ia berkata mohon ditambah lagi, beliau menjawab: [wa ghofaro dzambaka]Dan semoga Dia mengampuni dosamu”. Ia berkata lagi: “Demi Allah, mohon ditambahkan lagi”, beliau bersabda: [wa yassaro lakal khoiro haitsu ma kunta]Dan semoga Allah memudahkan bagimu untuk melakukan kebaikan di mana saja kamu berada”. (HR. Tirmidzi)

Doa kepada orang yang ditinggal bepergian

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliauberkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melepas safarku seraya bersabda:

 أَسْتَوْدِعُكَ اللَّهَ الَّذِي لَا تَضِيعُ وَدَائِعُهُ

[Astaudi’ukallahalladzi la tadhi’u wadai’ahu] Aku menitipkanmu kepada Allah Yang tidak akan hilang semua titipan-Nya. (HR. Ibnu Majah)

Sumber :

Fikih doa dan Dzikir Syaikh Abdurrozzaq bin Abdil Muhsin

salamdakwah.com, muslim.or.id, muslimah.or.id

Cianjur, 3 Juni 2021

Oleh : Muhammad Abu Alif

ARTIKEL TERKAIT

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

PALING POPULER