TASBIHNYA SEMUA MAKHLUK UNTUK ALLAH
Sungguh karena Allah Maha Sempurna keagungan dan kerajaan-Nya, maka bertasbih kepadanya semua makhluk baik dilangit atau dibumi. Allah berfirman:
تُسَبِّحُ لَهُ ٱلسَّمَٰوَٰتُ ٱلسَّبْعُ وَٱلْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ ۚ وَإِن مِّن شَىْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِۦ وَلَٰكِن لَّا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ ۗ إِنَّهُۥ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا
Artinya: “Bertasbih kepada-Nya langit yang tujuh dan bumi serta siapa saja yang ada didalamnya, tidak ada sesuatupun melainkan bertasbih memuji-Nya, akan tetapi kamu tidak memahami tasbih mereka, Sungguh Dia Allah Maha Penyantun lagi Maha pengampun”. (QS.Al-Isra`:44)
Dan juga firman Allah,
وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُودَ مِنَّا فَضْلًا ۖ يَا جِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُ وَالطَّيْرَ ۖ وَأَلَنَّا لَهُ الْحَدِيدَ
Artinya: “Sungguh kami telah memberikan kepada Daud karunia dari Kami, wahai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang Bersama Daud, dan kami telah melunakkan besi untuknya”. (QS. Saba`: 10)
Dalil-dalil yang agung ini memberi petunjuk sangat jelas bahwa semua makhluk yang ada bertasbih kepada Allah. Hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati semuanya bertasbih kepada Allah. Tidak ada sesuatu apapun dilangit dan dibumi melainkan semuanya telah bertasbih kepada Allah. Meskipun kita tidak memahami tasbih mereka. Tasbih mereka adalah tasbih yang hakiki dengan Bahasa lisan mereka, bukan sekedar bahasa tubuh yang diyakini sebgaian orang.
Adapun dalil-dalil dari sunnah tentang tasbihnya makhluk, telah diriwayatkan dari Ath-Tabrani dalam kitab beliau Mu`jam Al-Ausath, dan juga Abu Nu`aim dalam kitab Dalail An-Nubuwah, dari Abu Dzar al GHifari radiyallahu anhu dia berkata; “Sungguh aku hadir disisi Nabi Shalallahu `alaihi wasallam dalam satu lingkaran (orang yang duduk), dan ditangan beliau terdapat kerikil-kerikil, lalu kerikil-kerikil tersebut bertasbih ditangannya, sementara diantara kami ada Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali radiyallahu `anhum. Mereka semua mendengar tasbih kerikil-kerikil itu. Lalu Nabi Shalallahu `alaihi wasallam memberikan kerikil itu kepada Abu Bakar. Maka kerikil itu bertasbih Bersama Abu Bakar. Tasbihnya didengar oleh mereka yang ada disekitar itu. Lalu Abu Bakar mengembalikan kerikil itu kepada Nabi, maka kerikil-kerikil itu bertasbih ditangan Nabi Shalallahu `alaihi wasallam. Lalu Nabi Shalallahu `alaihi wasallam memberikan kerikil-kerikil itu kepada Umar, maka kerikil itu bertasbih Bersama Umar. Tasbihnya didengar oleh mereka yang disekitar itu. Lalu Nabi memberikan kerikil itu kepada Utsman, maka kerikil itupun bertasbih dengannya. Kemudian Nabi memberikan kerikil itu kepada kami, namun ia tidak bertasbih Bersama seorang pun diantara kami. (lihat Mu`jam Ausath no.1244, dan Dalail Nubuwah, karya AL-Baihaqi).
Dalam Shahih Bukhari, dari Ibnu Mas`ud Radiyallahu anhu beliau berkata:”sungguh kami bisa mendengar tasbih makanan yang sedang dimakan ditangan Nabi Shalallahu `alaihi wasallam. Juga paha kambing berbicara kepada Nabi memberitahukan ada racun didalamnya”.
Hewan-hewan jinak dan liar serta benda-benda mati semua telah bersaksi atas kenabian beliau. Seperti yang telah dipaparkan diawal, bahwa tasbih batu-batu kerikil yang tidak memiliki rongga lebih menakjubkan dibanding tasbihnya gunung-gunung. Sebab gunung-gunung sangat mudah memantulkan suara yang tinggi. Seperti perkataan Abdullah bin Zubair, bahwa Ketika beliau berkhutbah saat menjabat Amirul mukminin di kota Mekkah yang mulia, maka suara beliau disambut oleh gunung-gunung yaitu Abu Qubais dan Zarud, tetapi tanpa disertai tasbih. Karena gunung bertasbih hanya kepada Nabi Daud sebagai mukjizat baginya. Meski demikian, tasbihnya kerikil di tangan Nabi Shalallahu `alaihi wasallam dan Abu Bakar, Umar dan Utsman radiyallahu anhum itu lebih menakjubkan. (lihat Al-Bidayah wa Nihayah karya Ibnu Katsir).
Kita memohon kepada Allah Yang Maha Agung kekuasaan-Nya, dan Maha Berkah Nama-Nya, agar Allah menghidupkan hati kita dengan keimanan, serta memakmurkan iman kita dengan banyak berzikir dan bertasbih kepada-Nya Yang Maha Mulia lagi Maha Pengasih, juga kita memohon perlindungan kepada-Nya dari gangguan setan yang terkutuk, sungguh Dia Allah pemegang segala urusan itu dan berkuasa atasnya.
(tulisan ini ringkasan dari buku Fiqih Do`a dan Dzikir karya Syaikh Abdurrazaq hafidzahullah)
وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله وسلم
Faisal Mista,
Cianjur, Komp.Masjid Al-Bayaan