asd
Home Fiqih Do'a dan Dzikir BERDOA UNTUK KEDUA ORANG TUA DAN KERABAT

BERDOA UNTUK KEDUA ORANG TUA DAN KERABAT

0

BERDOA UNTUK KEDUA ORANG TUA DAN KERABAT

Pada pembahasan yang lalu sudah dipaparkan keutamaan medo’akan kaum muslimin agar mendapatkan kebaikan, rahmat dan ampunan. Dijelaskan pula apa yang disiapkan bagi hal itu berupa pahala-pahala yang agung dan kebaikan-kebaikan yang besar. Apabila do’a dituntut dari seorang muslim untuk kaum muslimin secara umum,maka sungguh ia lebih ditekankan dan dituntut secara khusus untuk kerabat seseorang, karena orang-orang dekat lebih layak mendapatkan perbuatan ma’ruf dan lebih berhak terhadap kebaikan, terutama sekali kepada orang tua.

Dalam Ash-Shahihain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata, seorang laki-laki datang dan berkata, “wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berhak untuk aku berbuat baik padanya?” Beliau bersabda, “ibumu.” Laki-laki itu berkata, “kemudian siapa?” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “ibumu.” Laki-laki- tersebut berkata, “kemudian siapa?” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “ibumu.” Lalu laki-laki itu berkata, “kamudian siapa ?” maka nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “kemudian bapakmu.” Imam Muslim memberi tambahan, “kemudian yang lebih dekat kepadamu lalu yang berikutnya.”

Di antara bentuk berbakti yang paling besar adalah mendo’akan.

 Allah Ta’ala berfirman:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS. Al-Isra:23-24)

Allah Ta’ala memerintahkan berbuat baik kepada keduanya dengan seluruh kebaikan, baik perkataan maupun perbuatan, karena keduanya adalah sebab keberadaan seorang hamba. Keduanya memiliki kecintaan, hak-hak, kebaikan, dan kedekatan yang menegaskan adanya hak untuk mereka dan wajibnya mendahulukan keduanya dalam berbakti. Lalu Allah Ta’ala menyebut secara khusus mendo’akan keduanya agar mendapat rahmat saat hidup maupun setelah meninggal. Hal itu sebagai balasan atas kebaikan keduanya.

Mendo’akan kedua orang tua agar mendapat rahmat adalah khusus apabila keduanya muslim. Adapun apabila dalam keadaan musyrik, maka tidak mendo’akan agar mendapatkan rahmat serta ampunan. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata tentang firman Allah Ta’ala, “Dan ucapkanlah, ‘Wahai Rabbku, rahmatilah keduanya sebagaimana mereka mengasuhku waktu kecil.’” Bahwa ia telah dihapuskan oleh surah Al-Bar’ah. (QS. At-Taubah:113)

Do’a anak kepada kedua orang tuanya akan bermanfa’at bagi kedua orang tua tersebut mesk ketika amal-amal keduanya telah terputus dalam kehidupan ini. Disebutkan dalam Shahih Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Apabila seorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga; sedekah yang mengalir, atau ilmu yang diambil manfaatnya, atau anak shalih yang mendo’akan untuknya.”

Imam Bukhari meriwayatkan pula dalam Al-Adab Al-Mufrad memlalui sanad yang hasan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, “Diangkatlah derajat seorang mayyit sesudah kematiannya. Maka dia berkata, ‘Wahai Rabb, ada apa ini?’ Maka dikatakan, ‘Anakmu memohonkan ampunan untukmu.”

Jika mendo’akan kedua orang tua untuk mendapatkan rahmat dan ampunan merupakan bakti, kebaikan, dan haq, maka patut bagi anak untuk memberi perhatian yang serius terhadapnya, karena di antara sebesar-besar kesalahan dan dosa-dosa besar adalah anak yang mencela kedua orang tuanya (kita berlindung kepada Allah dari hal itu). Baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam Ash-Shahihain, dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Sungguh termasuk dosa yang terbesar di antara dosa-dosa besar adalah seseorang melaknat kedua orang tuanya.”

Dikatakan, “Wahai Rasulullah, bagaimana seseorang melaknat kedua orang tuanya?” beliau bersabda:

“Seseorang mencela bapak orang lain, maka orang lain itu mencela bapak orang tadi, dan mencela ibunya.”

Hal seperti ini tidaklah terjadi kecuali dari pihak jiwa yang rendah dan akhlak yang tercela. Kita mohon kepada Allah Ta’ala pemeliharaan dan ‘afiyat. Kita mohon pada-Nya Ta’ala untuk memberi ampunan kepada kita, kedua orang tua kita, dan kaum muslimin baik laki-laki maupun perempuan, sungguh Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Diringkas dari kitab Fiqih Do’a dan Dzikir, Karya: Syeik Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Badr –Hafizhahumallah-.

Cianjur, 28 Agustus 2020, ditemani senja dan secangkir kopi.

Oleh: Fitra Aryasandi S.Ag

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version