asd
Home Fiqih Do'a dan Dzikir DOA NABI MUSA ALAIHI SALAM (3)

DOA NABI MUSA ALAIHI SALAM (3)

0

DOA NABI MUSA ALAIHI SALAM (3)

Pembicaraan masih berkisar tentang Nabi Allah Musa ‘Alaihi salam. Diantara doa beliau ‘Alaihi salam, ketika sampai padanya ancaman Fir’aun untuk membunuhnya, maka beliau ‘alaihi salam segera bernaung kepada Rabbnya, mohon perlindungan dengan-Nya dari kekerasan Fir’aun dan keahliannya, sebagaimana diceritakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam firman-Nya:

وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَرُونِي أَقْتُلْ مُوسَىٰ وَلْيَدْعُ رَبَّهُ ۖ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُبَدِّلَ دِينَكُمْ أَوْ أَنْ يُظْهِرَ فِي الْأَرْضِ الْفَسَادَ

Dan berkata Fir’aun (kepada pembesar-pembesarnya): “Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi”.

وَقَالَ مُوْسٰىٓ اِنِّيْ عُذْتُ بِرَبِّيْ وَرَبِّكُمْ مِّنْ كُلِّ مُتَكَبِّرٍ لَّا يُؤْمِنُ بِيَوْمِ الْحِسَابِ ࣖ

Dan (Musa) berkata, “Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari perhitungan.”

 (QS. Ghafir 40: Ayat 26-27)

Perkataan Fir’aun semoga Allah memburukkannya merupakan perkara yang paling mengherankan. Ia merupakan kamuflase dan pemutarbalikkan kebatilan yang dia berada di atasnya. Oleh karena itu disebutkan dalam perumpamaan untuk menunjukkan kebalikan sesuatu, “jadilah Fir’aun pemberi peringatan.”

Oleh karena itu, Musa ‘Alaihi salam berdoa kepada kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan mengingatkan manusia, “Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari Perhitungan.” (QS. Ghafir 40: Ayat 27)

Lalu Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyebutkan pula dari Nabi-Nya Musa ‘Alahi salam sama seperti doa ini dalam firman-Nya:

‎وَاِ  نِّيْ  عُذْتُ  بِرَبِّيْ  وَرَبِّكُمْ  اَنْ  تَرْجُمُوْنِ

“Dan sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu, dari ancamanmu untuk merajamku.” (QS. Ad-Dukhan 44: Ayat 20)

Imam Ath-Thabari berkata, “ Dia mengatakan, sungguh aku menjaga diriku dengan Rabbku dan Rabb kamu dan berlindung kepadanya dari perbuatan kamu kehendaki merajamku.”

Disimpulkan dari penuturan mulia ini bahwa siapa yang takabur dan tidak beriman pada hari pembalasan, niscaya takabur dan ketiadaan imannya akan membawanya berbuat keburukan serta kerusakan, bagi Mukmin hendaknya berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari keburukan jenis ini di antara manusia.

Diantara apa yang disebutkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah permohonan ampunan untuk dirinya dan saudaranya Harun, sebagaimana firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:

‎ قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِاَخِيْ وَاَدْخِلْنَا فِيْ رَحْمَتِكَ ۖوَاَنْتَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ

Dia (Musa) berdoa, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang dari semua penyayang.”

 (QS. Al-A’raf 7: Ayat 151)

Demikian pula istighfar (permohonan ampunan) beliau ‘Alaihi salam dan doanya untuk dirinya serta kaumnya, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

‎ وَاخْتَارَ مُوْسٰى قَوْمَه سَبْعِيْنَ رَجُلًا لِّمِيْقَاتِنَا ۚفَلَمَّآ اَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ قَالَ رَبِّ لَوْ شِئْتَ اَهْلَكْتَهُمْ مِّنْ قَبْلُ وَاِيَّايَۗ اَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ السُّفَهَاۤءُ مِنَّاۚ اِنْ هِيَ اِلَّا فِتْنَتُكَۗ تُضِلُّ بِهَا مَنْ تَشَاۤءُ وَتَهْدِيْ مَنْ تَشَاۤءُۗ اَنْتَ وَلِيُّنَا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ –

Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohon tobat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Ketika mereka ditimpa gempa bumi, Musa berkata, “Ya Tuhanku, jika Engkau kehendaki, tentulah Engkau binasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang berakal di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari-Mu, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah pemimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat. Engkaulah pemberi ampun yang terbaik.”

وَاكْتُبْ لَنَا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ اِنَّا هُدْنَآ اِلَيْكَۗ قَالَ عَذَابِيْٓ اُصِيْبُ بِه مَنْ اَشَاۤءُۚ وَرَحْمَتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍۗ فَسَاَكْتُبُهَا لِلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَالَّذِيْنَ هُمْ بِاٰيٰتِنَا يُؤْمِنُوْنَۚ –

Dan tetapkanlah untuk kami kebaikan di dunia ini dan di akhirat. Sungguh, kami kembali (bertobat) kepada Engkau. (Allah) berfirman, “Siksa-Ku akan Aku timpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku bagi orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.” (QS. Al-A’raf 7: Ayat 155-156)

Doa beliau ‘Alahi salam di tempat ini telah mencangkup dua perkara sebagaimana ditafsirkan oleh Al-Hafizh Ibnu Katsir, “perkara pertama dari doa itu adalah menolak sesuatu yang ditakuti. Ia adalah firman-Nya, ‘Engkau wali kami, berilah ampunan untuk kami dan raja kami, dan Engkau sebaik-baik Pembari ampunan.’ Ini adalah permohonan untuk tidak memberi sanksi yang disebabkan oleh dosa dan dilindungi darinya. Pasal kedua adalah meraih sesuatu yang diinginkan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memuji dalam kitab-Nya, siapa beroda kepada-Nya dengan doa ini, yang mencangkup permohonan kebaikan di dunia dan akhirat. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Dan di antara mereka ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.”

اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ نَصِيْبٌ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَاللّٰهُ سَرِيْعُ الْحِسَابِ

Mereka itulah yang memperoleh bagian dari apa yang telah mereka kerjakan, dan Allah Mahacepat perhitungan-Nya. (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 201-202)

Al-Hafizh Ibnu Katsir Rahimahullah, “Doa ini telah mengumpulkan semua kebaikan di dunia dan memalingkan semua keburukan. Sebab kebaikan di dunia mencangkup semua tuntutan duniawi berupa afiat, rumah yang layak, istri yang baik, rizki yang lapang, ilmu bermanfaat, amal shalih, kendaraan nyaman, pujian baik, dan selain itu dari apa yang dikandung ungkapan para ahli tafsir.

Oleh karena itu disebutkan dalam sunnah yang suci anjuran untuk memanjatkan doa ini. Dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu dia berkata, “Adapun kebanyakan doa yang diucapkan Nabi Shallaahu ‘Alaihi Wa Sallam adalah:

‎رَبَّنَاۤ  اٰتِنَا  فِى  الدُّنْيَا  حَسَنَةً  وَّفِى  الْاٰ  خِرَةِ  حَسَنَةً  وَّ  قِنَا  عَذَابَ  النَّا رِ

‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.’” (Muttafaqun ‘Alaihi).

 

Wa Allahu A’alam Bi Shawab.

 

( Tulisan ini diringkas dari buku Fiqih Doa dan Dzikir karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdil Muhsin Al- Badr Hafidzohullahu Ta’ala )

Cianjur, Komplek Masjid Al- Bayaan

Selasa, 1 Juli 2021.

Fitra Aryasandi, S.Ag.

 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version