asd
Home Faedah Asmaul Husna Belajar dari Corona

Belajar dari Corona

0

Belajar dari Corona

Virus Corona yang sedang    menyebar di seluruh dunia, banyak membuat manusia gundah gulana, bahkan sebagian mereka lebih takut  kepada Corona daripada takutnya kepada Allah Ta’ala. 

Ketahuilah  saudaraku.

 1. Corona adalah mahkluk Allah Ta’ala

Allah Al Khooliq Dia-lah Yang Menciptakan Corona. 

Allah Ta’ala berfirman :

(ٱللَّهُ خَـٰلِقُ كُلِّ شَیۡءࣲۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَیۡءࣲ وَكِیلࣱ)

Allah pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu.[Surat Az-Zumar 62]

Termasuk Corana adalah Makhluk Allah.

Maka jangan lah kita lebih takut kepada Corona melebihi takut kita kepada Allah Ta’ala,Takutlah kepada Allah Yang Menciptakan Corona. 

Allah Ta’ala Berfirman : 

( فَلَا تَخَافُوهُمۡ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِینَ)

karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang beriman.[Surat Ali ‘Imran 175]

Karena Corona tidak bisa memberikan madhorot dan Membahayakan kita kecuali dengan izin Allah Ta’ala. 

(ۦۚ وَمَا هُم بِضَاۤرِّینَ بِهِۦ مِنۡ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ )

Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengannya kecuali dengan izin Allah.[Surat Al-Baqarah 102]

Sebagai seorang Muslim, dalam semua keadaan, kita wajib berpegang teguh dan bersandar kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala, bertawakal dan berkeyakinan bahwa semua urusan ada ditangan Allâh Azza wa Jalla . Allâh Azza wa Jalla berfirman:

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allâh; dan barangsiapa beriman kepada Allâh niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. [at-Taghâbun/64:11]

Semua urusan ada ditangan-Nya Subhanahu wa Ta’ala. Allâh Azza wa Jalla yang mengatur dan memudahkannya. Semua yang Allâh kehendaki pasti terjadi dan yang tidak dikehendaki pasti tidak ada,serta tidak ada  pelindung kecuali Allâh. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلْ مَنْ ذَا الَّذِي يَعْصِمُكُمْ مِنَ اللَّهِ إِنْ أَرَادَ بِكُمْ سُوءًا أَوْ أَرَادَ بِكُمْ رَحْمَةً ۚ وَلَا يَجِدُونَ لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا

Katakanlah: “Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allâh jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?” dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allâh. [Surat l-Ahzâb/33:17]

2. Corona tidak menular dengan sendirinya tapi dengan izin Allah Ta’ala. 

Hal ini berdasarkan hadits:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ النَّبيُّ : لاَ عَدْوَى, وَلاَ طِيَرَةَ , وَأُحِبُّ الْفَأْلَ الصَّالِحَ

Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda: “Tidak ada penyakit menular dan thiyarah (merasa sial dengan burung dan sejenisnya), dan saya menyukai ucapan yang baik”(HR. Muslim no. 2223) 

Wabah yang dinafikan dari hadits tersebut yaitu apa yang diyakini oleh masyarakat jahiliyah bahwa wabah itu menular dengan sendirinya (tanpa kaitannya dengan takdir dan kekuasaan Allah).(Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah no. 16453) 

Hal ini diperkuat dengan hadits bahwa Allah yang menciptakan pertama kali penyakit tersebut. Ia tidak menular kecuali dengan izin Allah.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu , bahwa seorang lelaki yang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa onta yang berpenyakit kudis ketika berada di antara onta-onta yang sehat tiba-tiba semua onta tersebut terkena kudis, maka beliau bersabda:

فَمَنْ أَعْدَى الْأَوَّلَ ؟

“Kalau begitu siapa yang menulari (onta) yang pertama (HR.Bukhori : 5717)

3. Corona adalah ujian dari Allah  untuk hamba-hambaNya. 

Allah Ta’ala Berfirman :

(وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَیۡءࣲ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصࣲ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَ ٰ⁠لِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَ ٰ⁠تِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِینَ)

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. [Surat Al-Baqarah 155]

Allâh Azza wa Jalla menguji hamba-Nya agar Dia mendengar pengaduan hamba-Nya, permohonannya, doanya, kesabarannya, dan ridhanya terhadap takdir-Nya.

Dengan adanya ujian itu, akan tampak orang yang benar-benar beriman dengan yang tidak. Ini adalah rahmat dari Allâh Azza wa Jalla . Allâh Azza wa Jalla berfirman:

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami Telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? (Surat Al-‘Ankabût/29:2)

Cara Menghadapi Segala Ujian.


Allâh Azza wa Jalla tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya terbengkalai, tidak terurus. Oleh karena itu, Allâh Azza wa Jalla mengajarkan kepada kaum Muslimin bagaimana cara menghadapi ujian tersebut. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan [Surat Âli ‘Imrân/3 : 186]

Menghadapi semua ujian harus dengan kesabaran dan ketakwaan, adalah sesuatu yang wajib dikerjakan oleh seluruh orang Muslim.

4. Corona terjadi dengan takdir Allah Ta’ala. 

Allah Al Qodiir Dzat Maha  Menatapkan takdir telah Menetapkan Corana dalam lauh mahfuzh-Nya. 

Allah Ta’ala berfirman :

(مَاۤ أَصَابَ مِن مُّصِیبَةࣲ فِی ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِیۤ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِی كِتَـٰبࣲ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَاۤۚ إِنَّ ذَ ٰ⁠لِكَ عَلَى ٱللَّهِ یَسِیرࣱ)

Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.[Surat Al-Hadid 22]

Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرُ الخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash

Beliau Shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللهُ القَلَمَ فَقَالَ لَهُ اكْتُبْ. قَالَ رَبِّ وَ مَاذَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبْ مَقَادِيْرَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّى تَقُوْمَ السَّاعَةُ

“Sesungguhnya yang pertama kali Allah ciptakan adalah qalam, lalu Allah berfirman kepadanya, ‘Tulislah!’. Qalam mengatakan,’Apa yang akan aku tulis?’. Allah berfirman, ‘Tulislah berbagai takdir dari segala sesuatu yang akan terjadi hingga hari kiamat!’”(HR. Abu Daud (4700)

Maka tidaklah Corona akan menjangkiti manusia kecuali jika Allah takdirkan mengenai dirinya. 

Allah Berfirman :

(قُل لَّن یُصِیبَنَاۤ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوۡلَىٰنَاۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡیَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ)

Katakanlah (Muhammad), “Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman.”[Surat At-Taubah 51]

Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوِاجْتَمَعَتْ عَلىَ أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ ؛ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَ إِنِ اجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ ؛ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ  اللهُ عَلَيْكَ ، رُفِعَتِ الْأَقْلَامُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ».  

Ketahuilah, bahwa seandainya seluruh umat berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak akan dapat memberi manfaat kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah untukmu. Sebaliknya, jika mereka berkumpul untuk menimpakan suatu kemudharatan (bahaya) kepadamu, maka mereka tidak akan dapat menimpakan kemudharatan (bahaya) kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering.’” [HR. at-Tirmidzi, dan ia berkata, “Hadits ini hasan shahîh”]

Maka tenanglah dan bertawakal kepada Allah dalam menghadapi Corona, karena Corona tidak akan menjangkiti kita kecuali dengan takdir  Allah Ta’ala. 

Berdasarkan ini semua, maka wajib bagi setiap Muslim untuk menyerahkan segala urusannya kepada Allâh Azza wa Jalla dengan mengharap, meminta dan bersandar serta bertawakal kepada-Nya.

5. Corona adalah bentuk kasih sayang Allah terhadap orang yang beriman

Allah Ar-Rahman Ar-Rahohiim Menjadikan Corona sebagai bentuk kasih sayang-Nya. 

Nabi Shalallahu ‘Alaihi WA salam bersabda :

وَأَنَّ اللَّهَ جَعَلَهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ 

” dan sesungguhnya Allah menjadikan wabah penyakit sebagai rahmat bagi kaum mukminin. (HR Al-Bukhari 3474)

Semua musibah yang menimpa seorang Muslim, baik pada kesehatannya, keluarganya, anaknya, hartanya, bisnisnya atau lain sebagainya, jika dia menghadapinya dengan sabar dan mengharapkan pahala, maka hal itu akan mengangkat derajatnya di sisi Allâh Azza wa Jalla .

Karena dengan musibah ini dosa mereka diampuni dan di hapuskan. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya karenanya” (HR. Al-Bukhari no. 5642 dan Muslim no. 2573.)

Dengan musibah ini  akan mendapatkan pahala syahid. 

Sabda Nabi shallallahu álaihi wasallam :

وَالْمَطْعُونُ شَهِيدٌ

“Dan yang wafat karena tho’un (wabah penyakit) syahid” (HR Al-Bukhari no 5733)

Nabi juga bersabda :

الطَّاعُونُ شَهَادَةٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ

“At-Tho’un (wabah penyakit)adalah mati syahid bagi setiap muslim” (HR Al-Bukhari no 2830 dan Muslim no 1916)

barang siapa yang bersabar untuk tidak keluar dari lokasi wabah karena mencari wajah Allah maka ia mendapatkan pahala mati syahid meskipun ia selamat, dengan syarat ia tidak mengeluh.

Ibnu Hajar al-Haitami berkata :

أَنَّ أَجْرَ الشَّهِيدِ إنَّمَا يُكْتَبُ لِمَنْ لَمْ يَخْرُجْ مِنْ بَلَدِ الطَّاعُونِ، وَأَقَامَ قَاصِدًا ثَوَابَ اللَّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى رَاجِيًا صِدْقَ وَعْدِهِ عَارِفًا أَنَّهُ إنْ وَقَعَ لَهُ أَوْ صَرَفَهُ عَنْهُ فَهُوَ بِتَقْدِيرِ اللَّهِ غَيْرَ مُتَضَجِّرٍ بِهِ إنْ وَقَعَ بِهِ

“Pahala mati syahid hanyalah tercatat bagi orang yang tidak keluar dari daerah wabah thoún, dan ia menetap karena mencari pahala dari Allah, berharap janji Allah, menyadari bahwa jika wabah tersebut menimpanya atau terhindar darinya semuanya dengan taqdir Allah, dan ia tidak mengeluh jika menimpanya” (Al-Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubro 4/14)

6.Corona pun merupakan salah satu adzab Allah Ta’ala. 

Allah Dzat Yang Maha keras siksa-Nya. Allah Menegur Hamba-hamba-Nya dengan itu agar mereka bertaubat dari dosa-dosanya. 

Allah Ta’ala Berfirman :

(ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِی ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَیۡدِی ٱلنَّاسِ لِیُذِیقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِی عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمۡ یَرۡجِعُونَ)

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).[Surat Ar-Rum 41]

dan firman Allah Ta’ala 

(وَمَاۤ أَصَـٰبَكُم مِّن مُّصِیبَةࣲ فَبِمَا كَسَبَتۡ أَیۡدِیكُمۡ وَیَعۡفُوا۟ عَن كَثِیرࣲ)

Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).[Surat Asy-Syura 30]

Nabi juga bersabda ketika ditanya tentang Thoún (wabah penyakit) :

«أَنَّهُ عَذَابٌ يَبْعَثُهُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاء) 

“Sesungguhnya thoún adalah adzab yang Allah kirimkan kepada siapa yang Allah kehendaki. (HR Al-Bukhari 3474)

Maka bertaubatlah dan beritistigfarlah dari dosa-dosa agar Allah Mengangkat Musibah ini dan tidak lagi menurunkan adzab-Nya. 

Kita memohon kepada Allâh agar selalu menjaga kita semua, menganugerahkan ampunan dan keselamatan kepada kita, di dalam agama, dunia, keluarga, dan harta kita. Sesungguhnya Dia Maha mendengar, Maka Dekat, dan Maha mengabulkan.

Penulis : Haidar Andika

Cianjur, 16 Maret 2020.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version