asd
Home Penjelasan Asmaul Husna ASH-SHAMAD (Yang Kepada-Nya Bergantung Seluruh Makhluk)

ASH-SHAMAD (Yang Kepada-Nya Bergantung Seluruh Makhluk)

0

ASH-SHAMAD (Yang Kepada-Nya Bergantung Seluruh Makhluk)

(Disebutkan dalam al-Qur’an: 1 kali)

Dalam firman Allah Ta’ala :

(قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ۝  ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ)

Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.Dialah Dzat Yang Kepada-Nya Bergantung Seluruh Makhluk [Surat Al-Ikhlas 1 – 2]

Makna Ash-Shamad secara bahasa :

Ibnu Faris menjelaskan bahwa asal kata nama ini menunjukkan dua makna, salah satunya adalah al-qashdu (tujuan), artinya: orang yang dinamakan dengan ini adalah pemimpin yang dituju (dijadikan rujukan) dalam semua urusan. Kemudian Ibnu Faris berkata: “Allah yang Maha Agung Kemuliaan-Nya adalah Ash-Shamad karena Dialah yang dituju oleh semua hamba-Nya dengan doa dan permohonan mereka”(Kitab “Mu’jamu maqaayiisil lughah” (3/241).

Ash-Shamad berarti yang digantungkan kepada-Nya segala harapan, dan yang bergantung kepada-Nya seluruh makhluk, di mana semuanya bertumpu kepada-Nya dalam setiap keadaan.

Ash-Shamad juga berarti yang tertutup dan tidak berrongga.

Dikatakan dalam Bahasa Arab: “Shamada ilaihi,” yang berarti menuju kepadanya.

Nama Ash-Shamad ini menunjukan kesempurnaan sifat Allah dan semua kebutuhan hamba ada ditangan Allah, baik kebutuhan dunia ataupun agama.

Imam Ibnu Jarir ath-Thabari dalam tafsir beliau meriwayatkan ucapan shahabat yang mulia Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma yang berkata: “Ash-Shamad adalah penguasa yang maha sempurna kekuasaan-Nya, maha mulia yang sempurna kemuliaan-Nya, maha agung yang sempurna keagungan-Nya, maha penyantun yang sempurna sifat penyantun-Nya, maha kaya yang sempurna kekayaan-Nya, maha perkasa yang sempurna keperkasaan-Nya, maha mengetahui yang sempurna pengetahuan-Nya, dan maha bijaksana yang sempurna hikmah/kebijaksanaan-Nya, Dialah yang maha sempurna dalam semua bentuk kemuliaan dan kekuasaan, Dialah Allah yang maha suci dan sifat-sifat ini hanyalah pantas (diperuntukkan) bagi-Nya”(Kitab “Tafsir Ibnu Jarir ath-Thabari” (12/741).

Keterangan di atas menunjukkan bahwa nama Allah yang agung ini adalah termasuk dari nama-nama-Nya yang  menunjukkan makna beberapa sifat (mulia), dan bukan hanya satu sifat. Ini sekaligus menggambarkan banyaknya sifat-sifat agung dan sempurna milik Allah Ta’ala.

Jika seorang hamba mengetahui bahwa Rabbnya Allah Ta’ala memiliki semua sifat mulia dan sempurna, Dia maha perkasa dan tidak ada sesuatupun yang bisa mengalahkan-Nya, Dialah tempat bersandar dan bergantung semua makhluk-Nya, sehingga tidak ada cara untuk menyelamatkan diri dari kemurkaan-Nya kecuali dengan kembali kepada-Nya, dan Dialah satu-satunya yang dituju oleh semua makhluk untuk memenuhi segala kebutuhan, permintaan dan pengharapan mereka, maka ini akan menjadikan hamba tersebut selalu bersandar kepada-Nya semata, tidak meminta keperluannya kecuali kepada-Nya, tidak beribadah kecuali hanya kepadanya, serta tidak meminta pertolongan dan berserah diri dalam segala urusannya kecuali hanya kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

{أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الأرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلا مَا تَذَكَّرُونَ}

Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada sembahan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)” (QS an-Naml:62)

Inilah makna sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

وَإِذَا  اسْتَعَنْتَ فَاسْتَـعِنْ بِاللهِ

“Jika kamu meminta maka mintalah kepada Allah, dan jika kamu meminta pertolongan maka minta pertolonganlah kepada-Nya” (HR at-Tirmidzi (no. 2516)

Berdo’a dengan nama Allah Ash-Shamad ini merupakan do’a dengan asmaul a’dzom yaitu do’a dengan nama Allah teragung, yang akan menjadikan do’a di kabulkan dan di dengar oleh Allah Ta’ala.

Dari buraidah tentang do’a seorang laki-laki yang terdengar oleh Nabi , la berdo’a

.اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، الأَحَدُ الصَّمَدُ، الَّذِي لَمْ يَلِدْ، وَلَمْ يُولَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ”، فَقَالَ:

 لَقَدْ سَأَلَ اللَّهَ بِاسْمِهِ الَّذِي إِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى، وَإِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu, bahwa aku bersaksi bahwa Engkau, Engkau-lah Allah, tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau, Engkau Al-Ahad, Ash-Shamad, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak seorang pun yang setara dengan-Nya.” Lalu Nabi bersabda: “Dia telah berdo’a kepada Allah dengan nama yang jika seseorang meminta kepada Allah dengan nama tersebut niscaya Dia akan memberikannya, dan jika ia berdo’a dengan nama tersebut. niscaya Dia akan mengabulkan.” (HR. Empat Imam: Abu Dawud:1495, at-Tirmidzi: 3812, Ibnu Majah: 3990, Musnad Ahmad:23667, dihasankan oleh Imam at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh

Ibnu Hibban, al-Hakim, adz-Dzahabi dan al-Albani)

Penulis

Haidar andika

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version