asd
Home Penjelasan Asmaul Husna AL-WAHHAB (Yang Maha Memberi)

AL-WAHHAB (Yang Maha Memberi)

0

AL-WAHHAB (  الوهّاب)

Yang Maha Memberi

DALIL PENETAPAN

Dalil yang menetapkan nama Allah Al-Wahab telah disebutkan di beberapa tempat di dalam Al-Qur’an diantaranya :

أَمْ عِنْدَهُمْ خَزَائِنُ رَحْمَةِ رَبِّكَ الْعَزِيزِ الْوَهَّابِ (٩)

Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan rahmat Rabb-mu Yang Maha Perkasa lagi Maha Pemberi. (QS. Shaad: 9)

MAKNA

Al-Wahhab berarti Yang Maha banyak pemberiannya, mendistribusikannya tepat sasaran dan membagikannya sesuai hikmah dan kebijaksanaan. Yang Maha mengaruniakan dan Maha memberikan nikmat berupa sejumlah anugerah, bukan karena merupakan hak ciptaan-Nya dan bukan pula untuk mendapatkan ibadah mereka. (The Miracle Of Asmaul Husna:304)

DO’A IBADAH

Beberapa ibadah yang berkaitan dengan nama Allah Al-Wahhab diantaranya :

  • Allah adalah Dzat yang banyak memberi kenikmatan, karunia dan pemberian. Dia memberi kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan Dia mencegah siapa yang Dia kehendaki. Tidak ada yang bisa memberi apa yang Dia cegah dan tidak ada yang dapat mencegah apa yang Dia beri. Allah memberi kepada siapa saja yang Dia kehendaki apapun yang Dia kehendaki. Pemberian-pemberian-Nya senantiasa mengalir kepada hamba-hamba-Nya. Dia memberi sebelum diminta maupun setelah diminta. Allah memberi kepada manusia tanpa meminta balasan atas pemberian-Nya karena Allah tidak membutuhkan pemberian dari makhluk-Nya. Hal ini berbeda dengan pemberian manusia yang bertujuan untuk memperoleh ganti/balasan, baik di dunia maupun di akhirat, bisa berupa harapan dipuji dan dicintai, atau berupa pahala di akhirat kelak.
  • Pemberian Allah kepada manusia sangatlah banyak, diantara pemberian-Nya adalah Allah memberikan Ilmu dan harta bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Allah memberikan ilmu agar hamba mengenal-Nya, mengenal keesaan-Nya,  mengenal rububiyah-Nya, mengenal Uluhiyah-Nya, mengenal Asma dan Sifat-Nya  dan juga mengenal kekuasaan-Nya. begitu juga Allah memberikan harta agar hamba meyakini bahwa Allah adalah Zat Yang Maha Kaya, agar manusia selalu butuh kepada-Nya dan agar manusia menyadari bahwa ia adalah hamba yang fakir, yang tidak memiliki apa-apa kecuali atas apa yang telah diberikan oleh Allah kepada-Nya. Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ (١٥)

“Hai manusia, kamulah yang butuh kepada Allah, dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu lagi Maha Terpuji).” (QS. Fathir: 15)

Begitu juga Allah memberikan kesembuhan kepada orang-orang yang sakit bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya. Allah memberikan kesembuhan bagi siapa yang dikehendaki-Nya setelah dia berikhtiar dan berdo’a meminta kesembuhan kepada-Nya. Allah memberikan kesembuhan pada penyakit-penyakit yang diderita oleh hamba-Nya baik penyakit fisik ataupun penyakit hati. Maka tidak ada yang bisa memberikan kesembuhan kecuali Allah As-Syafi’ dan tidak ada yang bisa mencegah datangnya penyakit kecuali atas izin Allah.

  • Allah Al-Wahhab adalah Dzat yang memberikan anak kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan menahannya bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Allah memberikan anak kepada pasangan suami-istri dengan berbagai macam, ada yang hanya diberikan anak laki-laki saja, ada yang hanya diberikan anak perempuan saja, ada yang diberikan anak laki-laki dan perempuan dan ada pula pasangan suami istri yang tidak diberikan anak sama sekali. Hal ini telah disebutkan oleh Allah dalam al-Qur’an :

لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ (٤٩)أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ (٥٠)

“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.” ( QS. Asy-Syura: 49-50)

Allah memberikan anak kepada pasangan suami istri sebagai penyejuk hati bagi mereka. Maka berbahagialah bagi siapa saja yang diamanahi anak oleh Allah Al-Wahhab, jagalah anak-anak tersebut, didiklah mereka dengan pendidikan yang baik, kenalkan mereka kepada Allah, ajarkan kepada mereka tauhid yang kokoh, jadikan mereka sebagai anak-anak yang berguna bagi dirinya sendirinya, orangtuanya, masyarakatnya, bangsa dan negara terutama berguna bagi agamanya yaitu Islam.  

  • Allah Al-Wahhab memberikan hidayah kepada siapa yang dikendaki-Nya dan menahan hidayah bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Orang yang mendapatkan hidayah dari Allah, maka hatinya akan terasa lapang, dadanya akan terasa luas, dia akan mudah menerima kebenaran dari siapapun datangnya kebenaran tersebut dan dia akan bersemangat dalam beramal sholih, bersemangat dalam melakukan berbagai kebaikan meskipun ujian dan cobaan datang silih berganti untuk menghalanginya dari beribadah kepada Allah. Jika seseorang telah diberikan hidayah oleh Allah, maka tidak akan ada orang yang mampu menyesatkannya dari jalan Allah. Sebaliknya jika seseorang telah ditahan oleh Allah untuk mendapatkan hidayah dari-Nya, maka hatinya akan terasa sempit, tidak akan mudah menerima nasehat, tidak akan mudah menerima kebenaran meskipun kebenaran tersebut telah jelas dalil dan bukti-buktinya, dia akan sulit untuk melakukan kebaikan bahkan cenderung untuk melakukan kemungkaran dan pembangkangan kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika Allah telah menahan hidayah dari siapa yang dikehendaki-Nya, maka tidak ada yang akan mampu untuk memberikan hidayah kepadanya dan tidak akan ada yang bisa menyelamatkannya dari kesesatan di jalan-Nya.

مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا (١٧)

“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, Maka Dialah yang mendapat petunjuk; dan Barangsiapa yang disesatkan-Nya, Maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.” (QS. Al-Kahfi: 17)

Allah akan memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya dengan sebab-sebab yang telah dilakukan oleh seorang hamba. Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk mendapatkan hidayah dari Allah dengan mendatangi majelis-majelis ilmu, mendatangi ulama, meminta nasehat kepada mereka tentang masalah agama, mendengarkan kajian-kajian Islam baik melalui radio, youtube ataupun media elektronik lainnya, membaca buku-buku Islam dan berdo’a kepada Allah meminta agar diberikan hidayah, karena hidayah itu tidak datang dengan sendirinya, tapi harus melalui usaha.  Kemudian jika kita telah diberikan hidayah, maka kita harus berusaha untuk mempertahankannya dengan tetap istiqomah dalam kebenaran, istiqomah dalam beribadah dan istiqomah dalam menjauhi perbuatan maksiat kepada Allah. Inilah diantara pemberi Allah yang paling agung yang diberikan kepada hamba dan Nabi-Nya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah mengajarkan kepada kita agar setiap rakaat shalat selalu membaca:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (٦)

“Tunjukilah kami jalan yang lurus” (QS. Al-Fatihah: 6)

Yang dimaksud dengan Shirat Al-Mustaqim dalam ayat diatas adalah iman, Islam, al-Qur’an dan menjadi pengikut Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam

DO’A PERMOHONAN

Diantara do’a permohonan yang bisa kita panjatkan  berkaitan dengan nama Allah Al-Wahhab adalah do’a memohon ketetapan dan rahmat dari Allah sebagaimana yang dipanjatkan oleh orang-orang yang mendalam ilmunya

رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ (٨)

“(Mereka berdo’a) ‘Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali ‘Imran: 8)

Begitu juga sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam

للَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ

Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu.” (HR. Muslim : 2654)

Semoga Allah senantiasa memberikan karunia dan hidayah-Nya kepada kita, dan menjadikan kita tetap istiqomah dan bersyukur atas karunia dan hidayah tersebut dengan menggunakannya di jalan Allah dan hanya beribadah kepada-Nya.

Demikian semoga bermanfaat. Washollallahu ‘Ala Nabiyina Muhammad wa ‘Ala Alihi wasohbihi wasallam.

Al-Bayaan Cianjur, 29 Sya’ban 1441 H / 23 April 2020

Penulis : Adep Baehaki, Lc

Sumber :

The Miracle Of Asmaul Husna Karya Muallifah

Fiqih Asmaul Husna Karya Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad Al-Badr

Al-Asmaul Husna Karya Prof. Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version