SYARAT-SYARAT LAAILAHAILLALLAH
Para salaf (pendahulu) kita yang shalih telah mengisyaratkan pentingnya memberi perhatian yang serius terhadap syarat-syarat lailahaillallah, kewajiban dan komitmen terhadapnya, dan ia tidak diterima kecuali terpenuhi hal-hal tersebut, diantaranya adalah apa yang disebutkan dari Hasan Al Basri, Sungguh jika ada orang yang mengatakan; “barang siapa mengucapkan lailahaillaallah niscaya masuk surga” maka beliau menjawab; barang siapa mengucapkan lailha illaallah lalu menunaikan haknya serta kewajibannya niscaya musuk surga.
Kemudian berdasarkan penelitian ahli ilmu terhadap nash-nash Al-kitab dan As-sunnah, maka menjadi jelas bahwa lailahaillallah tidaklah diterima kecuali dengan memenuhi 7 syarat yaitu;
1. Ilmu tentang maknanya baik penafian ataupun penetapan yang meniadakan kebodohan.
2. Keyakinan yang menafikan kebimbangan dan keraguan.
3. Keikhlasan yang menafikan dari syirak dan riya.
4. Kejujuran yang menafikan kedustaan.
5. Kecintaan yang menafikan kebencian dan keterpaksaan.
6. Ketundukan yang menafikan sikap meninggalkan .
7. Penerimaan yang menafikan penolakan.
Berikut kita akan mengulas secara ringkas setiap syarat syarat ini untuk menjelaskan maksud dari maknanya, disertai penyebutan dalil dalil pendukungannya, dari Al Kitab dan As sunnah.
Syarat pertama; Berilmu tentangnya yang menafikan kebodohan.
Ilmu tentang makna yang dimaksudkan darinya, baik penafian maupun penetapan yang meniadakan kebodohan. Hendaklah orang yang mengucapkannya mengetahui bahwa kalimat ini menafikan semua jenis peribadatan dari segala sesuatu selain Allah, lalu menetapkan hal itu hanya untuk Allah semata. Allah berfirman;
فَٱعۡلَمۡ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لِذَنۢبِكَ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مُتَقَلَّبَكُمۡ وَمَثۡوَىٰكُمۡ
Artinya Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. ( Muhammad:19 ).
Syarat kedua; Keyakinan yang menafikan kebimbangan dan keraguan.
Yakni, hendaknya orang mengucapkannya yakin tentangnya dengan keyakinan yang kuat, tak ada kebimbangan dan keraguan padanya. Yakin adalah kecukupan ilmu dan kesempurnaannya. Allah berfirman tentang sifat orang orang mukmin;
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ لَمۡ يَرۡتَابُواْ وَجَٰهَدُواْ بِأَمۡوَٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلصَّٰدِقُونَ
Artinya; Hanya saja orang orang mukmin adalah mereka yang beriman kepada Allah dan rasulnya, kemudian mereka tidak ragu ragu , dan mereka berjihad dengan harta benda dan diri diri mereka dijalan Allah, mereka itulah orang orang yang benar.( Al Hujurat: 15)
Syarat ketiga; Keikhlasan yang menafikan kesyirikan dan riya.
Hal ini direalisasikan dengan memurnikan amal dan membersihkan amalan dari semua kotoran yang nampak maupun tersembunyi, ini terjadi dengan mengikhlaskan niat dalam semua ibadah kepada Allah semata. Allah berfirman;
أَلَا لِلَّهِ ٱلدِّينُ ٱلۡخَالِصُۚ
Ketahuilah bagi Allah agama yang sempurna (Az-zumar: 3)
Dan Firmannya;
وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ
Dan tidak lah mereka diperintahkan kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan agama untuknya.(Al-Bayyinah: 5)
Syarat keempat; Kejujuran yang menafikan kedustaan.
Yaitu hendaklah seorang hamba mengucapkan kalimat ini dengan jujur dari hatinya. Adapun shidiq (jujur) adalah terjadi kesesuaian antara hati dan lisan. Oleh karena itu, Allah berfirman dalam rangka mengecam orang orang munafik;
إِذَا جَآءَكَ ٱلۡمُنَٰفِقُونَ قَالُواْ نَشۡهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُۥ وَٱللَّهُ يَشۡهَدُ إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ لَكَٰذِبُونَ
Apabila datang kepada mu orang orang munafik, mereka berkata; kami bersaksi sungguh engkau adalah utusan Allah dan Allah mengetahui sungguh engkau adalah rasulnya . dan Allah mengetahui sesungguhnya orang orang munafik adalah pendusta. (Al-Munafikun:1).
Syarat kelima; Kecintaan yang menafikan kebencian.
Yaitu hendaknya orang mengucapkannya mencintai Allah dan rasul-Nya,serta agama Islam maupun kaum muslimin yang menegakkan perintah-perintah Allah serta berhenti pada batasan-batasannya. Membenci orang yang menyelisihi laailahaillallah serta orang yang melakukan perkara-perkara yang membatalkannya berupa syirik dan kufur. Di antara perkara menunjukan persyaratan kecintaan dalam iman adalah firman Allah ;
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادٗا يُحِبُّونَهُمۡ كَحُبِّ ٱللَّهِۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ حُبّٗا لِّلَّهِۗ وَلَوۡ يَرَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓاْ إِذۡ يَرَوۡنَ ٱلۡعَذَابَ أَنَّ ٱلۡقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعٗا وَأَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعَذَابِ
Diantara manusia ada yang mengambil selain Allah sekutu-sekutu, mereka mencintai seperti mencintai Allah dan orang orang yang beriman lebih besar kecintaannya kepada Allah (Al-Baqarah: 165)
Syarat keenam; Penerimaan yang menafikan penolakan.
Jadi sudah menjadi pengharusan untuk menerima kalimat ini dengan penerimaan sebenar benarnya di hati dan dilisan. Allah telah mengisahkan kepada kita dalam Al Quran tentang berita berita orang orang terdahulu yang telah diselamatkan karena menerima lailaha illaAllah begitu pula siksaan dan kebinasaan bagi yang menolaknya dan tidak menerimanya.
Allah taala berfirman;
ثُمَّ نُنَجِّي رُسُلَنَا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْۚ كَذَٰلِكَ حَقًّا عَلَيۡنَا نُنجِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban atas Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman. (Yunus;103)
Syarat ketujuh; Ketundukan yang menafikan sikap meninggalkan.
Menjadi kemestian bagi yang mengucapkan lailaha illaAllah patuh kepada syariat Allah, tunduk kepada hukumnya , dan menyerahkan wajahnya kepada Allah, karna dengan demikian dia dianggap berpegang kepada lailaha illaAllah. Oleh karna itu Allah berfirman;
وَمَن يُسۡلِمۡ وَجۡهَهُۥٓ إِلَى ٱللَّهِ وَهُوَ مُحۡسِنٞ فَقَدِ ٱسۡتَمۡسَكَ بِٱلۡعُرۡوَةِ ٱلۡوُثۡقَىٰۗ وَإِلَى ٱللَّهِ عَٰقِبَةُ ٱلۡأُمُورِ
Barang siapa menyerahkan wajahnya kepada Allah dan dia berbuat baik , maka sungguh dia telah berpegang kepada tali yang kokoh. (Lukman: 22).
(tulisan ini ringkasan dari buku Fiqih Do`a dan Dzikir karya Syaikh Abdurrazaq hafidzahullah)
وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله وسلم
Faisal Mista,
Cianjur, Komp.Masjid Al-Bayaan
Hi, just wanted to tell you, I enjoyed this article. Callida Olav Neufer
I have recently started a website, the information you offer on this site has helped me greatly. Thank you for all of your time & work. Cecilia Alfons Simmons
Excellent article. I will be going through a few of these issues as well.. Kaja Walden Cowles
Just wanna input that you have a very nice web site , I love the design and style it really stands out. Karlotta Lucian Manchester