KONSEKWENSI ALHAMDU (PUJIAN) PALING BESAR
ADALAH ILMU TENTANG NAMA–NAMA ALLAH DAN SIFAT SIFATNYA
Tidak diragukan, pujian seluruhnya untuk Allah Rabb semesta alam, karena Dia terpuji atas segala sesuatu, dia terpuji atas apa yang diciptakannya, diperintahkannya, dan dilarangnya, alhamdu adalah sifat yang paling luas, pujian yang paling menyeluruh, dan sanjungan yang paling Agung. Jalan jalan untuk berilmu tentangnya sangatlah banyak. Hal itu karena semua nama nama Allah adalah pujian, hukum hukum-Nya adalah pujian, keadilan-Nya adalah pujian, pembalasan-Nya terhadap musuh musuh-Nya adalah pujian, anugerah-Nya kepada para wali-Nya adalah pujian, penciptaan dan perintah hanya tegak dengan sebab pujian-Nya, ada karena pujian-Nya, dan tampak karena pujian-Nya.
Oleh karena itu, sungguh termasuk jalan agung yang menunjukkan keuniversalan makna “alhamdu” (pujian) serta cakupannya terhadap semua perkara, adalah pengetahuan hamba terhadap nama-nama Rabb tabaroka wa taala, dan sifat-sifat-Nya.
Dia Al-Hayyu Al-Qayyum Maha Hidup lagi Maha Pengayom, yang karena kesempurnaan kehidupan dan pengayoman-Nya tidak ditimpa kantuk dan tidak pula tidur. Pemilik langit dan bumi yang karena kesempurnaan kerajaan-Nya, maka tidak seorang pun memberi syafaat di sisi-Nya kecuali atas izin-Nya.
Dia Al-‘Alim Maha mengetahui segala sesuatu, yang karena kesempurnaan ilmu Nya, dia mengetahui apa yang ada dihadapan ciptaan-Nya dan di belakang-Nya, tidaklah gugur selembar daun melainkan atas ilmu-Nya, dan tidak bergerak suatu dzarrah melainkan atas izin-Nya.
Dia AL-Bashir Maha melihat yang karena kesempurnaan penglihatan-Nya, dia melihat secara rinci penciptaan dzarrah yang kecil, bagian-bagiannya, dagingnya, darahnya, otaknya, dan urat uratnya, dia melihat bekasnya di atas batu keras dimalam gelap gulita. Melihat apa yang di bawah bumi yang tujuh sebagaimana dia melihat apa yang di atas langit yang tujuh.
Dia As-Sami’ Maha mendengar yang sama dalam pendengaran-Nya perkataan rahasia dan yang terang terangan, pendengaran-Nya mencakup semua suara, tidak akan berbeda dari-Nya suara suara ciptaan dan tidak pula samar, tidak menyibukkan-Nya mendengar suatu suara daripada suara lainnya, tidak akan keliru dengan permohonan, dan tidak jemu akan banyaknya orang yang meminta.
Dia Al-Qadir Maha berkuasa yang karena kesempurnaan kekuasaan-Nya, memberi petunjuk siapa saja yang Dia kehendaki, dan menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki, menjadikan orang Mukmin menjadi beriman, orang kafir menjadi kafir, orang baik baik menjadi baik, orang berdosa menjadi pelaku dosa,. Karena kesempurnaan kekuasaan-Nya, tidak ada seseorang yang mampu meliput sesuatu dari ilmu-Nya kecuali apa yang Dia kehendaki untuk diajarkan kepada-Nya.
Dia Al-Wadud Allah mencintai rasul-rasulNya dan mencintai dan mencitai hamaba-hamba-Nya yang beriman, dan mereka mencintai-Nya sera memuji-Nya. Bahkan tidak ada sesuatu yang lebih mereka cintai daripada Dia. Tidak ada yang lebih dirindukan oleh mereka daripada perjumpaan dengan-Nya. Tidak ada yang lebih menyejukkan pandangan mata mereka kecuali melihat Allah. tidak ada yang lebih menguntungkan bagi mereka daripada berada didekat-Nya.
Dia Ar-Rahman dan Ar-Rahim adalah Allah penyayang terhadap hamba-hamba-Nya, Dia tidak membebani mereka kecuali dalam batas kemampuan mereka, dan masih dibawah kemampuan mereka. Bisa saja mereka mampu melakukan sesuatu, namun terasa sempit bagi mereka. Berbeda dengan napa yang luas bagi mereka, sungguh hal itu akan terasa mudah dan masih tersisa kekuatan mereka atasnya. Dia tidak menghukum seseorang karena selain perbuatannya, dan tidak menghukumnya karena perbuatan selainnya. Serta tidak menyiksanya karena meninggalkan sesuatu yang tidak mampu dilakukannya. Begitu juga tidak menyiksanya karena perbuatan yang tidak mampu ditinggalkannya.
Allah Subhana wata’ala menyukai nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya dan menyukai orang-orang yang beribadah sesuai dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Menyukai orang-orang yang meminta kepada-Nya dan memuji-Nya dengan-Nya. Menyukai orang-orang yang mengenal-Nya dan memahami-Nya. Serta memuji Allah dengan asmaulhusna-Nya. Seperti disebutkan dalam shahih Muslim , Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam:
مِنْ أَجْلِ غَيْرَةِ اللَّهِ حَرَّمَ الْفَوَاحِشَ ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا ، وَمَا بَطَنَ ، وَلَا شَخْصَ أَغْيَرُ مِنَ اللَّهِ ، وَلَا شَخْصَ أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعُذْرُ مِنَ اللَّهِ ، مِنْ أَجْلِ ذَلِكَ بَعَثَ اللَّهُ الْمُرْسَلِينَ ، مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ ، وَلَا شَخْصَ أَحَبُّ إِلَيْهِ الْمِدْحَةُ مِنَ اللَّهِ
Artinya: “Tidak ada yang lebih cemburu dibandingkan Allah, dan karena hal itu Dia mengharamkan perbuatan-perbuatan keji baik yang nampak maupun tersembunyi. Tidak ada yang menyukai uzur dibandingkan Allah, oleh karena itu Dia mengutus para Rasul membawa berita gembira dan peringatan dan tidak ada yang lebih menyukai pujian dibandingkan Allah, dan karena itu Dia memuji diri-Nya..” [HR.Muslim].
Dari sini diketahui barangsiapa mengenal makna Nama-nama Allah yang paling Indah dan sifat-sifat-Nya yang tinggi, seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah, niscaya dia akan mengetahui dengan pengetahuan yang sempurna bahwa Allah tidak ada bagi-Nya kecuali apa yang mengharuskan adanya pujian dan sanjungan untuk-Nya. Pujian dan sanjungan itu merupakan konsekuensi dari Nama-nama Allah yang paling Indah, sifat-sifatNya yang tinggi dan perbuatan-perbuatanNya yang terpuji.
(tulisan ini ringkasan dari buku Fiqih Do`a dan Dzikir karya Syaikh Abdurrazaq hafidzahullah)
وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله وسلم
Faisal Mista,
Cianjur, Komp.Masjid Al-Bayaan