Home Fiqih Do'a dan Dzikir KEUTAMAAN DO’A DALAM HADIST

KEUTAMAAN DO’A DALAM HADIST

0

KEUTAMAAN DO’A DALAM HADIST

Berikut ini beberapa keutamaan doa yang disebutkan dalam hadits-hadits Rasul Shallallahu’alaihiwasallam:

  • Doa adalah ibadah

Nabiyullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda,

“الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ”

“Doa adalah ibadah”. (HR. Tirmidzy. Hadits ini dinilai hasan sahih oleh Tirmidzy)

Bahkan doa adalah ibadah paling afdhal. Dalam sebuah hadits disebutkan,

“لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ”

“Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah dibandingkan doa”. HR. Tirmidzy dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu. Ibn Hibban menilai hadits ini sahih.

Jadi, doa adalah salah satu ibadah termulia dan paling tinggi kedudukannya dalam Islam. Sebab doa adalah inti dan ruhnya ibadah. Di dalam doa, seorang hamba menunjukkan kerendahan, kelemahan dan kebutuhannya yang sangat terhadap Allah Ta’ala.

Do’a menunjukan akan ketergantungan (tawakkal) hamba kepada Allah, juga permintaan tolong kepada-Nya. Perasaan butuh terhadap Allah dan kepercayaan kepada-Nya adalah inti dari ibadah.

  • Orang yang tidak berdoa akan dimurkai Allah

Rasulullah Shallallahu’alaihwasallam menjelaskan,

” مَنْ لَمْ يَدْعُ اللهَ، غَضِبَ اللهُ عَلَيْهِ “

“Barang siapa yang tidak berdoa kepada Allah, niscaya Allah akan murka padanya”. (HR. Ahmad. Syaikh al-Albany menilai hadits ini hasan)

Imam Hafizh Ibnu Hajar menuturkan bahwa Imam At-Thaibi berkata : “Makna hadits di atas yaitu barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, maka Dia akan murka begitu pula sebaliknya Dia sangat senang apabila diminta hamba-Nya”. [Fathul Bari 11/98]

Hadits ini menunjukkan betapa Allah mencintai doa serta mencintai orang-orang yang mau berdoa kepada-Nya. Karena itulah Allah murka terhadap mereka yang tidak mau berdoa kepada-Nya. Sebab sangat mungkin keengganan itu bersumber dari kesombongan dia.

 Allah ta’ala berfirman,

Artinya: “Rabb kalian berfirman, “Berdoalah kepada-Ku; niscaya akan Kukabulkan”. Sesungguhnya orang-orang yang sombong dari beribadah kepada-Ku; niscaya akan masuk ke neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS. Ghafir: 60)

  • Doa adalah ibadah yang sangat ringan

Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda,

أَبْخَلُ النَّاسِ الَّذِي يَبْخَلُ بِالسَّلَامِ، وَإِنَّ أَعْجَزَ النَّاسِ مَنْ عَجَزَ بِالدُّعَاءِ

“Manusia yang paling pelit adalah yang pelit memberi salam. Dan manusia yang paling lemah adalah yang lemah tidak berdoa”. (HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad dan dinilai sahih oleh al-Albany)

Doa adalah sebuah ibadah yang amat ringan. Dalam menjalankannya tidak memerlukan energi besar. Setelah mengerjakannya pun, seorang hamba tidak merasa lelah. Selain itu juga tidak perlu mengeluarkan biaya. Sehingga orang yang tidak mampu berdoa, tentu untuk menjalankan ibadah lainnya lebih tidak mampu lagi.

  • Doa bisa merubah takdir

Nabi kita Shallallahu’alaihiwasallam menuturkan,

” إِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ، وَلَا يَرُدُّ الْقَدَرَ إِلَّا الدُّعَاءُ، وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمُرِ إِلَّا الْبِرُّ “

“Seseorang itu terhalang dari rizki akibat dosa yang ia lakukan. Tidak ada yang bisa menolak takdir kecuali doa. Dan tidak ada yang bisa menambah umur melainkan perbuatan baik”. (HR. Ahmad dinilai hasan oleh al-Albany)

Para ulama telah menjelaskan makna hadits di atas. Bahwa doa seorang hamba adalah bagian dari takdir Allah juga.

Syaikh Al-Mubarak Furi berkata bahwa yang dimaksud adalah, takdir yang tergantung pada doa dan berdoa bisa menjadi sebab tertolaknya takdir karena takdir tidak bertolak belakang dengan masalah sebab akibat, boleh jadi terjadinya sesuatu menjadi penyebab terjadi atau tidaknya sesuatu yang lain termasuk takdir. Suatu contoh berdoa agar terhindar dari musibah, keduanya adalah takdir Allah. Boleh jadi seseorang ditakdirkan tidak berdoa sehingga terkena musibah dan seandainya dia berdoa, mungkin tidak terkena musibah, sehingga doa ibarat tameng dan musibah laksana panah. [Mura’atul Mafatih 7/354-355].

Keterangan di atas menunjukkan bahwa doa itu memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan kebaikan kita di dunia maupun akhirat. Sangat keliru anggapan sebagian orang yang mengatakan bahwa saya tidak perlu berdoa dan meminta kepada Allah. Cukup bagi saya bergantung dengan takdir Allah saja. Mengapa keliru? Sebab Allah ta’ala sendirilah yang menjadikan doa sebagai salah satu sebab terbesar untuk meraih kebaikan dunia dan akhirat.

Jadi, kebutuhan seorang muslim terhadap doa amatlah besar. Ia tidak mungkin lepas dari ibadah yang mulia ini, dalam segala urusannya. Seorang ulama telah memberikan perumpamaan yang sangat indah untuk menggambarkan betapa butuhnya seorang hamba terhadap doa.

Penulis : Haidar andika

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version